Kemang, rakyatbogor.net – Tawuran pelajar masih sering terjadi di wilayah Kecamatan Kemang, tidak terkecuali wilayah Desa Kemang. Untuk dijadikan tempat janjian antar pelajar untuk tawuran. Hal tersebut membuat Kepala Desa Kemang geram dan memberikan pesan.
Kepala Desa Kemang, Entang Suana mengatakan, masih maraknya tawuran pelajar diakibatkan lemahnya kontrol dari semua pihak. Ada celah mereka (siswa red) pasti melakukan perbuatan itu lagi, dirinya juga menyebut untuk meminimalisir aksi tawuran pelajar harus melibatkan semua pihak.
“Sangat menyedihkan usia mereka masih sangat muda tapi sudah berani saling melukai. Untuk mencegah dan meminimalisir hal ini. Semua pihak harus dilibatkan. Baik itu pihak sekolah, keluarga, lingkungan, saya akan mengundang semua ketua RT dan RW. Untuk memberikan himbauan. Bila mana ada anak sekolah berkerumun untuk segera dibubarkan,” ujar Entang di ruang kerjanya, Selasa, (18/01/2022).
Kejadian kemarin lanjut Entang. Enam siswa yang diamankan di kantor desa. Bahkan keenam siswa itu masih duduk di bangku SMP. Mirisnya mereka membawa senjata tajam. Menurutnya. Mereka sudah siap untuk melukai lawan.
“Disini peran orang tua harus dilibatkan. Anak-anaknya memiliki senjata tajam apakah mereka tidak mengetahui. Bahkan senjata yang dimilikinya itu didapat dengan membeli. Saya berpesan kepada orang tua untuk memeriksa kamar atau bawaan mereka saat akan bersekolah,” tambah Entang.
Masih kata Entang yang juga Ketua Paguyuban Kades se Kecamatan Kemang. Dan peran satgas pelajar dan kepolisian juga wajib. Dirinya akan meminta kepada Kapolsek untuk minta patroli tempat-tempat yang biasa mereka berkumpul.
“Satgas pelajar juga harus kita bentuk kalau mendesak. Kita bentuk satgas pelajar tingkat kecamatan saja. Supaya niatan untuk berkumpul mereka bisa cepat diketahui. Karena dengan berkumpul pasti akan mengarah ke hal yang negatif seperti tawuran. Dan saya juga berpesan kepada semua murid yang sekolah di kemang. Untuk stop tawuran, karena tawuran tidak ada untungnya. Penjara atau mati itu yang bisa diterima saat tawuran,” tukasnya.
Sementara itu salah satu aktivis pemuda di Kabupaten Bogor Moch. Nurul Nasruli menyayangkan kurang efektifnya satuan tugas pelajar ( satgas pelajar ) dalam hal pengawasan tindak tanduk pelajar sekolah. Menurut dia, seharusnya dengan adanya satgas pelajar, tentunya bisa mengawasi gerak tempuh para siswa di luar sekolah.
“Karena jika anak didik (siswa) ketika mereka ada di rumah pengawasan dan pendidikan itu menjadi tanggung jawab kedua orang tua, begitupun ketika siswa berada di sekolah tentunya pengawasan sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru di sekolah. Namun, ketika siswa keluar dari sekolah atau sudah pulang dari jam pelajaran siapa yg bertanggung jawab? Tentunya dengan dibentuknya satgas pelajar dari tahun 2017 punya peran penting untuk mencegah terjadinya tawuran antar pelajar.
Pria yang biasa disapa Buyung itupun menambahkan, satgas pelajar itu diberikan anggaran pembinaan tentunya harus lebih maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya .
“Untuk itu saya sebagai aktivis Kabupaten Bogor mendorong Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) untuk mengefektifkan kembali satgas pelajar apalagi sudah 2 tahun lamanya para siswa tidak melaksanakan belajar mengajar secara tatap muka saya yakin mereka akan rindu dengan apa yang mereka lakukan dulu saat belajar mengajar aktif kembali,” tandasnya. (yon/Axl)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut