Klapanunggal, rakyatbogor.net – Tempat Pengelolaan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo Kabupaten Bogor akan segera operasi. Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dalam acara groundbreaking Pembangunan Simpang Tidak Sebidang, Depok, Senin (14/2/2022).
Kendati begitu, RK belum lugas menyebut perkiraan waktu operasi TPPAS tersebut. “Saya belum hafal teknisnya karena baru dirapatkan. Nanti saya kabarkan secepatnya. Tapi sudah dekat-dekat bisa beroperasi,” ujar RK.
RK mengatakan Pemprov Jawa Barat (Jabar) memprioritaskan pembangunan TPPAS tersebut. Begitu TPPAS Lulut-Nambo dibuka, sampah dari Kota Depok bisa langsung masuk ke TPPAS. “Kami sudah janji dengan Pemkot Depok, bahwa prioritas, bahwa Nambo itu selesai secara teknis kota pertama yang langsung memanfaatkan dengan maksimal itu Depok,” ujarnya.
Seperti diketahui, pembangunan TPPAS Lulut-Nambo sudah dimulai sejak 2018. Akan tetapi proyek sempat molor lantaran masalah dengan kontraktor, yakni PT Jabar Bersih Lestari (JBL).
Diketahui TPPAS Regional Lulut-Nambo, di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor sejatinya ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2020 mendatang. Meski mundur dari target pertama, yakni tahun 2019, TPPAS yang akan menjadi andalan empat wilayah yakni Kota/Kabupaten Bogor, Depok dan Tangerang Selatan.
TPPAS ini akan menggunakan teknologi Mechanical Biological Treatment (MTB), sampah yang nanti ditampung di TPPAS Nambo dapat diubah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
Penggunaan MTB ini diklaim merupakan yang pertama yang diterapkan di Indonesia. Melalui teknologi ini, diharapkan umur TPPAS Nambo bisa lama, juga bisa menampung sampah lebih banyak lagi sekitar 1.500 hingga 1.800 ton sampah setiap harinya.
Kapasitas tampung di Nambo sekitar 1.500 ton sampah setiap harinya. Ini tentu akan sangat membantu, dimana rata-rata sampah yang ada di Kabupaten Bogor itu bisa mencapai 1.200 ton sampah bahkan lebih dari itu yang dibuang ke TPAS Galuga.
Dengan adanya Nambo, sampah yang ada di Kabupaten Bogor bisa terbagi dua. Melalui zonasi sampah, dia mengatakan wilayah timur bahkan Cibinong Raya akan dialihkan ke TPPAS Nambo. Sedangkan sisanya tetap di TPAS Galuga.
Nambo juga diharapakan dapat mengurangi beban kekurangan armada. Dimana hingga saat ini ada 182 truk pengangkut. Nambo sendiri sejatinya dipersiapkan mengingat kondisi TPA Galuga saat ini sudah over kapasitas. Hal ini semakin diperparah dengan produksi sampah yang setiap harinya mencapai 2.700 ton.
Jika Nambo sudah bisa digunakan, timbunan sampah dari UPT Jonggol, Cibinong dan Ciawi yang per-hari nya mencapai 600 ton, bisa dibuang ke Nambo. Artinya, secara otomatis, yang dibuang ke Galuga diperkirakan berkurang.
Seperti diketahui, selama ini sampah yang dibuang ke TPAS Galuga berasal dari UPT Ciampea, Leuwiliang, Jasinga, Parung dan sebagian dari wilayah Ciawi. Meski mendapatkan kuota tambahan pembuangan sampah, TPAS Galuga masih belum mampu menampung semua produksi sampah yang ada. (fuz)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut