2022, Biaya Perbaikan Sekolah SD di Bogor Diporsi Paling Besar

Kota Bogor – Pemerintah Kota Bogor dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sepakat bahwa pembangunan infrastruktur bidang pendidikan tetap harus menjadi prioritas. Untuk itu, anggaran untuk perbaikan dan pembangunan fisik gedung sekolah pada tahun anggaran 2022 tetap dialokasikan.

Hal itu terungkap dalam rapat paripurna Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang menyepakati pembangunan infrastruktur bidang pendidikan tetap harus jadi prioritas.

Mulai dari pembangunan sekolah baru, rehabilitasi sekolah rusak, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) hingga utilitas dan mebelair. Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan fisik sekolah mencapai lebih dari Rp30 miliar.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Dani Rahadian mengatakan bahwa untuk kegiatan fisik, disebut masih mengalami rasionalisasi.

Namun sebelum pengurangan, kata dia, alokasi kegiatan fisik sekolah paling banyak merupakan kegiatan fisik Sekolah Dasar (SD), dengan besaran alokasi berjumlah Rp17 miliar. Di mana kegiatan fisik yang dimaksud mulai dari rehabilitasi, RKB, utilitas, mebel dan lain-lain.

Setelah itu, kata dia, alokasi yang cukup besar dianggarkan untuk kelanjutan pembangunan Sekolah Satu Atap di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanahsareal, yakni sekitar Rp13,7 miliar.

Diketahui, tahun ini Pemkot Bogor juga melaksanakan pembangunan Sekolah Satu Atap dengan pagu anggaran sekitar Rp11,8 miliar.

“Selain itu, ada Kegiatan Fisik Sekolah Menengah Pertama (SMP) yakni Rp3,9 miliar, lalu Kegiatan Fisik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mencakup rehab dan mebel itu mencapai Rp797 juta dan Kegiatan Fisik Non Formal (SKB) sebesar Rp317,5 juta. Tapi itu anggaran sebelum pengurangan,” katanya kepada Metropolitan.id, Selasa (7/12).

Ia mengakui bahwa anggaran kegiatan fisik masih diubah, sebab pagu Disdik melebihi pagu paripurna sekitar Rp10 miliar. Sehingga perlu ada penyesuaian.

“Secara detail bidang sarpras yang tahu, karena masih ada perubahan anggaran lagi. Sebab pagu Disdik melebihi pagu paripurna sekitar Rp10 miliar, jadi mesti disesuaikan,” imbuhnya.

Baca juga:  Liga Panjat Tebing Seri 2 Siap Digelar Kembali 

Secara umum, ia sempat menyampaikan bahwa anggaran Disdik Kota Bogor untuk tahun 2022 mengalami rasionalisasi yang cukup signifikan dari angka saat pengajuan Rencana Kerja (Renja). Di mana Disdik tak luput dari rasionalisasi anggaran mengingat tahun depan diprediksi masih terdampak pandemi.

Secara umum, kata dia, alokasi di Renja sendiri berjumlah Rp547 miliar. Namun setelah dirasionalisasi, berkurang menjadi Rp454 miliar. Salah satu yang paling terdampak yakni alokasi sarana prasarana sekolah, termasuk perbaikan gedung sekolah.

Dia mengakui, sektor sarpras juga termasuk yang kena rasionaliasi. Dari berbagai kegiatan pembangunan, hanya kelanjutan pembangunan Sekolah Satu Atap saja yang tetap ada dan dipertahankan pada anggaran 2022.

“Sarpras sekolah itu hanya Satap (Sekolah Satu Atap, red) yang tetap dipertahankan, yang lainnya hilang karena untuk dipotong yang Rp92 miliar itu,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Disdik Kota Bogor Hanafi menuturkan bahwa setidaknya ada tujuh sekolah yang sudah dilaporkan mengalami kerusakan dan bakal segera diperbaiki. Namun tidak menutup kemungkinan, kata dia, jumlah sekolah yang dalam kondisi rusak dan rawan lebih dari itu.

“Yang sudah melaporkan ke kami kurang lebih ada 7 (sekolah) lah. Banyaknya SD. Kalau kita keliling lagi, mungkin akan menemukan lagi dengan bervariasi kerusakannya,” ucapnya.

Menurutnya, Disdik Kota Bogor sempat mengajukan anggaran pada 2022 untuk perbaikan sarana prasarana sekolah kurang lebih Rp50 miliar. Namun setelah dilakukan rasionalisasi, anggaran yang disediakan hanya sekitar Rp30 miliar.

“Itu juga sudah termasuk untuk Lanjutan Pembangunan Sekolah Satu Atap (Satap) yang kurang lebih Rp13 miliar, yang tahun ini juga dianggarkan karena itu dilaksanakan pada empat tahun anggaran,” jelas Hanafi. (gin)