Ciawi,HRB
Persoalan sampah yang dikeluhkan warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor masih terus terjadi dan belum tertangani dengan baik oleh Dinas Lingkungan Hidup,
Tumpukan sampah nampak menjamur di Jalan Veteran III, Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor misalnya, meski telah berlangsung sejak 6 tahun lalu tumpukan sampah seolah dibiarkan.
“Kaya begini sudah lama, sekitar 6 tahunan. Iya tadinya mah sedikit cuman lama-lama banyak, kadang suka nyampe ke jalan,” ujar Kartini Salah soerang warga sekitar, Minggu 25 Juni 23.
Akibat tumpukan sampah tersebut, tidak jarang menggangu arus lalu lintas dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga mengganggu kenyamanan warga sekitar dan pengguna jalan.
“Ya kadang bikin macet juga akibat bak sampah sementara tersebut,udah gitu baunya minta ampun,” keluhnya.
Tumpukan sampah yang menjamur hampir sepanjang 10 meter itu, menurut Kartini kerap kali diangkut, hanya aja pengangkutan tersebut hanya pada Jumat saja.
“Diangkut kalau Jumat, ada 3 mobil besar dan dua mobil kuning kayaknya mobil kuning mah bantuan dari Kecamatan, cuman tidak tahu,” kata dia.
Selain warga setempat, banyak juga warga lain yang membuang sampah disitu terutama warga yang lewat.
“Bukan warga setempat aja tapi banyak yang lain juga yang lewat bawa karung atau plastik buangnya di sini,” katanya.
Dengan semakin mengenaskannya tumpukan sampah di Jalan Veteran III itu, Kartini berharap pemerintah setempat segera mengambil tindakan agar sampah tersebut tidak semakin menggunung dan meluas ke jalanan.
Sebelumnya diberitakan, Meski berbagai upaya telah dilakukan pihak terkait, namun banjir di Jalan Veteran 2, Desa Telak Pinang, Warga Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, hingga kini masih saja terjadi setiap kali hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Meski tak separah sebelumnya, namun jalan yang tergenang arus cukup deras tetap membuat was-was para pengendara yang melintas, terutama pengendara roda dua.
Diduga, penyebab terjadinya banjir masih sama, yakni saluran irigasi yang kerap tersumbat sampah hingga menyebabkan air tumpah ke jalan. Hal itu terjadi karena masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dengan masih banyaknya warga yang membuang sampah di aliran irigasi tersebut.
“Selama tidak dilakukan optimalisasi, maka akan seperti itu terus, banjir terus setiap kali turun hujan. Dan itu akan menyisakan banyak persoalan bagi warga maupun pengguna jalan,” kata Hendrawan, pemotor asal Cigombong, belum lama ini.
Bahkan, kata dia, banjir besar seringkali terjadi di jalan alternatif Veteran II karena volume air dari saluran irigasi yang tidak tertampung hingga seringkali meluap dan menggenangi badan jalan. Parahnya lagi, kata dia, banjir seringkali disertai ceceran sampah.
“Penyebabnya ya sampah yang terbawa arus dari irigasi tumpah ke jalan. Ngeri pokoknya kalau yang lewat sepeda motor,” ucapnya.
Menurutnya, perbaikan saluran irigasi maupun drainase jangan hanya dilakukan di titik – titik banjir saja, namun dilakukan disepanjang jalan veteran II.
“Saluran irigasi maupun drainase harus dimaksimalkan dan dilakukan pemeliharaan berkala, terlebih saat musim hujan seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, Camat Ciawi, Sutisna menuturkan, berdasarkan hasil monitoring pihaknya di lapangan, banjir di sejumlah ruas jalan disebabkan karena saluran air (drainase) yang tersumbat. Karena itu, perbaikan drainase harus menjadi skala prioritas karena berdampak terhadap kepentingan umum.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat lebih menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, yakni dengan tidak membuang sampah di saluran irigasi atau drainase.
“Saluran irigasi tersumbat sampah, sehingga terjadi luapan air ke badan jalan karena drainase pun tidak bisa menampung luapan air. Ini harus menjadi tanggung jawab bersama, baik masyarakat maupun instansi terkait,” katanya.
Ia pun menyatakan sepakat optimalisasi saluran irigasi maupun drainase menjadi salah satu solusi penanganan di jalan alternatif Veteran II.
Namun menurutnya, hal itu tidak hanya dilakukan di jalur itu saja, tetapi di semua ruas jalan termasuk jalan alternatif menuju kawasan Tapos yang mobilitasnya sangat tinggi.
“Saluran drainase di semua ruas jalan memang harus dimaksimalkan, agar badan jalan tidak tergenang air. Selain membahayakan pengendara, jalan pun akan cepat rusak,” tuturnya saat itu.
Kasubag UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan kelas A Wilayah II Ciawi, Ade Sa’ban juga sempat menjelaskan, optimalisasi saluran drainase menjadi salah satu skala prioritas pihaknya.
Ia pun menyebut penyebab lain terjadinya genangan air karena maraknya bangunan yang berdiri di bahu jalan bahkan ada yang berdiri di atas saluran irigasi dan drainase.
“Kami sedang berupaya memaksimalkan saluran drainase di semua ruas jalan, salah satu kendala yang dihadapi saat ini banyaknya bangunan milik warga yang berdiri di bahu jalan atau di atas saluran,” tandasnya.(asz)
Tags: sampah
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut