Ada Apa Dengan, Pasar Klapanunggal?  

Klapanunggal, rakyatbogor.net – Pembangunan Pasar Klapanunggal yang merogoh kocek hingga Rp3,5 miliar dari kas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, menuai kontroversi. Pasalnya, pusat perekonomian warga ini dinilai tak penting-penting amat, sebab sudah ada pasar serupa yang dianggap sudah sangat relevan.

Tak hanya itu, pembangunan Pasar Tradisional Klapanunggal ini juga dianggap tak memiliki perencanaan dan konsep yang matang. Dan yang paling parah, proyek ini dibangun tanpa mengakomodir aspirasi warga Klapanunggal.

Pernyataan itu diungkap salah seorang tokoh masyarakat Klapanunggal, Darda kepada Rakyat Bogor, Minggu (2/1/2022). Menurutnya, proyek miliaran tersebut dinilai terlalu dipaksakan guna kepentingan segelintir pihak, hal itu lantaran warga Klapanunggal saat ini tidak terlalu membutuhkan keberadaan pasar, terlebih hanya berupa pasar tradisional. Bahkan, warga dan tokoh masyarakat dibuat kaget dengan adanya pembangunan pasar yang dilaksanalan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

“Disitu memang lahan pemda dari fasos dan fasum. Tapi setidaknya, komunikasi dahulu dengan warga dan tokoh di Klapanunggal kalau disini mau dibangun pasar oleh pemda. Jangan seperti ini tiba-tiba Pemda bangun pasar yang faktanya masyarakat disini kurang memerlukan pasar tradisional. Karena klapanunggal sudah banyak kalau sekelas pasar tradisional,” kata Darda.

Lebih lanjut, Darda juga menyebut, proses pembangunan dan peruntukan yang tidak tepat sasaran. Rencana pembangunan pasar itu juga terkesan setengah hati. Karena dari konsep pembangunan tersebut tidak menyertakan pembangunan sarana pendukung lainnya, seperti tempat ibadah, MCK, hingga lahan parkir.

Baca juga:  Bernilai Puluhan Miliar, Titik Reklame ‘Dimonopoli’ Pengusaha Tertentu?

“Belum lagi dampak lingkungan yang diakibatkan dari keberadaan pasar ini, seperti sampah dan drainase. Itu juga tidak dipertimbangkan, jadi semua terkesan prematur dan buru-buru,” kata dia.

Darda mengaku, pihaknya menghargai kepedulian Pemda Bogor, yang ingin meningkatkan sarana pendukung berkembangnya perekonomian warga Klapanunggal seperti pasar. Namun, hal itu akan menjadi blunder jika ternyata keberadaan pasar tersebut kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Dimana ujung-ujungnya nanti mubazir dan tidak berfungsi.

“Oleh karena itu, sebelum ini selesai dibangun dan diserahkan dari kontraktor, kami menginginkan kejelasan dari pihak pemda seperti apa desain dan siteplan pasar ini. Karena saat ini semuanya tidak terbuka seperti ada yang ditutup tutupi,” pungkasnya.

Sayang, dikonfirmasi soal ini, Camat Klapanunggal Ahmad Kosasih, terkesan abai dengan kritikan terkait pembangunan tersebut. Ia pun sebelumnya hanya bisa mengomentari kaitan adanya pembangunan Pasar Tradisional Klapanunggal, diharapkan dapat membawa peningkatan pada perekonomian warga setempat. “Munculnya pasar tradisional, tentunya diharapkan dapat meningkatkan perputaran ekonomi warga setempat,” singkatnya. (Fik/Asb)