Aktivitas Gudang Daging Diprotes Warga Mekarsari

gudang dagingIST: gudang daging milik PT Wijaya Pangan Utama di Desa Mekarsari Kecamatan Cileungsi.(foto: asb/hrb)

CILEUNGSI, HRB – Keberadaan gudang daging milik PT Wijaya Pangan Utama di Desa Mekarsari Kecamatan Cileungsi, mendapat protes dari warga sekitar. Pasalnya, dari lokasi gudang tersebut kerap mengeluarkan bau menyengat yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Namun demikian, protes warga terkait polusi udara tersebut kerap tidak ditanggapi oleh pihak perusahaan maupun Pemerintah Desa serta Kecamatan setempat. Bahkan, warga mengaku pernah melaporkan dugaan pencemaran udara tersebut kepada pihak desa, namun tidak ada tanggapan serius dari Kepala Desa Mekarsari.

“Kami yang tinggal dekat dengan gudang jelas sangat terganggu karena baunya bikin mual pas sedang ada kegiatan produksi,” kata Yamin (40) salahsatu warga Desa Mekarsari kepada Rakyat Bogor, Minggu (19/6/2022).

Menurut dia, aktivitas bongkar muat gudang dan produksi di perusahaan sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan selama itu pula warga merasakan dampak bau yang keluar dari gudang tersebut.

“Kami sudah melaporkan keluhan ini kepada pemerintah desa, tapi entah mengapa tidak ada tindak lanjutnya atau minimal responsnya. Karena baunya masih saja tetap keluar dan mengganggu warga,” keluh Yamin.

Baca juga:  BBM Naik Harga, Disperindag Kota Bogor Siap Siaga di Pasar

Ia menjelaskan, jika sebelumnya pihak warga memang sudah diberikan kompensasi dari perusahaan terkait dampak lingkungan yang muncul akibat aktivitas pergudangan daging tersebut. Namun, proses distribusi kompensasi tersebut tidak jelas dan tidak tepat sasaran.

Karena faktanya, masih banyak warga yang tinggal di dekat gudang justru tidak mendapat kompensasi. “Sebulan kompensasi dari perusahaan hanya 100 ribu rupiah, itu sangat tidak sebanding dengan ketidaknyamanan kami yang harus merasakan bau busuk setiap hari,” ujarnya.

Yamin berharap, pihak pemilik gudang melakukan perbaikan dalam pengelolaan dan proses produksi sehingga dapat menghilangkan dampak bau yang sangat merugikan warga.

Jika hal itu tidak dilakukan, maka warga akan terus melakukan protes terhadap keberadaan gudang tersebut. “Ya kami kan hanya rakyat kecil yang suara dan protes kami jarang di dengar oleh pihak pemerintah dan pemilik gudang,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari, Tarsih yang dikonfirmasi terkait keluhan dan protes warga tersebut, masih enggan berkomentar. Sebab, Komfirmasi lewat pesan singkat maupun telepon tidak direspon oleh salahsatu Kades perempuan di Kecamatan Cileungsi itu. (Asb)

Tags: , ,