Megamendung, HRB – Tak terima lahan persawahannya semakin hari habis terkikis arus sungai Ciliwung yang berubah pola karena dampak proyek pembangunan Bendungan Ciawi, puluhan warga Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, mendatangi kantor pelaksana proyek PT Berantas Abipraya, Minggu (21/8/2022). Mereka mendesak pihak kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang telah menimbulkan kerugian bagi warga.
Roby, Kepala Dusun (Kadus) Cipayung menuturkan, perubahan haluan arus sungai disebabkan aktivitas proyek yang dilakukan secara berlebihan hingga mengakibatkan tergerusnya lahan pertanian warga yang ada di Kampung Cibogo serta Cipayung.
“Adasekitar delapan titik area tanah milik warga yang terdampak karena tindakan pengerukan material secara berlebihan di sungai yang menyebabkan luapan air hingga menggerus lahan pertanian kami,” kata Roby,Minggu (21/08/2022).
Lanjut dia, karena luapan air yang cukup kuat, pepohonan seperti pohon kelapa dan bambu yang sengaja ditanam di sekitar bibir sungai sebagai penahan longsor juga turut tergerus air.
“Ya itu semua diakibatkan aktivitas pengerukan batu dan pasir di sungai oleh pihak pelaksana bendungan yang membuat lahan kami sedikit demi sedikit hilang tergerus air,” tandasnya.
Bahkan, kata dia, ada sebagian lahan warga yang hilang dan berubah menjadi aliran sungai. Menurutnya hal itu telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir pasca pengerjaan proyek. Jika tidak segera ditangani, ia khawatir lahan miliki warga akan semakin menyusut.
“Apalagi kalau sudah hujan, aliran sungai meluap dan melahap semua tanaman yang ada di lahan kami. Ya pasir dan batu kan dikeruk buat buat bangun pondasi bendungan,” ungkapnya.
Ia menuturkan, kedatangannya bersama puluhan warga ke kantor proyek sebagai bentuk kekecewaan selama ini. Karena menurutnya, pihak kontraktor tidak pernah mengindahkan aduan atau keluhan warga.
“Saya dan beberapa warga lain sempat menyampaikan beberapa keluhan lewat WhatsApp ke bagian Humas PT Brantas, tapi gak pernah direspon sama sekali ,” tandas Roby.
Sementara Kepala Desa (Kades) Cipayung, Cacuh Budiawan yang juga turut mendampingi warga menuturkan, aksi tersebut dilakukan warga karena keluhan mereka selama ini tidak pernah direspon pihak kontraktor.
“Iya ada delapan pemilik yang lahannya rusak dan hilang tergerus air. Mereka menyampaikan keluhannya itu akibat aktivitas penambangan material untuk kebutuhan membangun bendungan ini di wilayah RW 01,” ungkap Cacuh.
Pihaknya juga membenarkan, terkikisnya area persawahan akibat pengerukan pasir dan batu yang dilakukan pihak kontraktor. Terlebih kata dia, di lokasi tersebut minim penahan, hingga tak mampu menahan derasnya arus.
“Ya kkarena adanya perubahan pada aliran, jadi setiap kali air sungai meluap langsung ke area sawah karena tidak ada penahan atau penghalang. jadi otomatis sawah milik warga tergerus. Dan jika dibiarkan dalam waktu lama, sawah warga bisa makin habis. Karena itu kami meminta pihak pelaksana segera lakukan upaya penyelesaian dengan baik,” Imbuhnya.
Selain mendampingi warga, sambung dia, kedatangannya juga untuk mempertanyakan dana kompensasi dampak lingkungan proyek Bendungan Ciawi yang hingga kini masih berhutang.
“Hampir satu tahun dana kompensasi belum direalisasikan sepenuhnya. Kesepakatannya mau ngasih Rp 550 juta dan itu digunakan buat beli tanah untuk fasilitas umum serta membangun dua masjid di lokasi berbeda,” terangnya.
Sementara itu, Humas PT Brantas Abipraya, Anton kepada warga berjanji akan membangun turap agar lahan sawah milik warga tidak tergerus aliran sungai. Namun pihaknya belum bisa memastikan kapan dimulainya pengerjaan turap tersebut.
“Karena cuaca sekarang ini tidak bisa dipastikan. Kalau saya bilang seminggu, tapi ternyata cuacanya tidak bagus, mundur lagi dong. Kami tidak mau korbankan operator,” ujarnya.
Ia pun mengaku sudah meninjau lokasi lahan milik warga yang tergerus akibat dampak penambangan material oleh pihak PT Brantas tersebut. Menurut dia longsoran itu disebabkan karena radius antara lahan warga dengan lokasi proyek galian yang berdekatan.
“Intinya kita akan selesaikan, tapi kalau untuk kompensasi bukan urusan saya. Saya gak bisa jawab, tapi nanti akan saya sampaikan terkait hal ini ke divisi lain,” pungkasnya.(wan)
Tags: Bendungan Ciawi
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut