Bogor Barat, rakyatbogor.net – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor meresmikan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Dengan tagline ‘Transformasi Digital Menuju RSUD Kota Bogor Hightech’, SIMRS dihadirkan untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan layanan di RSUD Kota Bogor secara digital.
Manfaat lainnya dari aplikasi ini, sekaligus mengurangi kepadatan antrean saat pelayanan. Aplikasi E-SIMRS milik RSUD Kota Bogor bisa diunduh oleh warga Bogor melalui playstore. Selain itu, pasien juga bisa memanfaatkan Anjungan Antrean Mandiri untuk pendaftaran rawat jalan, baik pasien umum maupun peserta BPJS. Termasuk reservasi umum.
Direktur RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengatakan, SIMRS ini sudah dilakukan uji coba sejak akhir Januari lalu kepada ratusan pasien dan mulai dilaksanakan pada awal Februrari. Dengan adanya aplikasi SIMRS ini, dr Ilham mengaku dampak positifnya terasa mulai hari ketiga setelah dilakukan, saat antrean layanan mulai berkurang.
“SIMRS tahap awal ini kami fokuskan pada hal yang berhubungan dengan pelayanan pasien dulu, mulai dari berbagai pendaftaran, rawat jalan, rawat inap hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu kedepan kita akan lanjutkan dengan bagian lain seperti keuangan, aset dan lainnya. Jadi semua terkoneksi dalam satu sistem,” ucap dr Ilham, Selasa (15/2/2022).
Ia berharap digitalisasi ini bisa mencakup semua sektor di RSUD Kota Bogor. Sehingga tidak hanya memudahkan pelayanan, tapi juga memenuhi keterbukaan informasi kepada publik terkait RSUD Kota Bogor.
Ia menjelaskan, bahwa banyak Rumah Sakit (RS) di Jawa Barat sudah lebih dulu menggunakan sistem digitalisasi seperti ini. Sehingga, RSUD Kota Bogor tidak mau ketinggalan agar terus berupaya meningkatkan pelayanan.
“Semoga kita secara bertahap bisa penuhi itu, apalagi kita masih tertinggal ini, banyak RS di pulau Jawa sudah duluan. Memang tidak mudah, merubah budaya dari manual ke digital. Tapi kita akan upayakan terus,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bima Arya berpesan kepada direksi RSUD, bahwa membangun sistem haruslah totalitas dan tidak bisa setengah-setengah. Ketika ada aplikasi baru, tidak hanya berfikir untuk mengurangi antrean saja tapi juga membangun transparansi di ujung-nya.
Tidak hanya pelayanan, tapi juga semua kegiatan hingga pengadaan. ‘Kita juga bisa monitor dokter mana saja yang aktif dan lainnya. Semua harus jadi atensi. Termasuk kaum berumur yang cenderung belum gadget friendly. Itu juga harus difikirkan, tetap semua harus dibantu,” ujar Bima.
Di era digitalisasi, kata Bima, inovasi ini agar harapan pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat bisa diwujudkan di Kota Bogor. “Memang masih ada catatan, tapi setidaknya dengan inovasi ini saya apresiasi sebesar-besarnya kepada RSUD Kota Bogor,” pungkasnya. (RZ/**)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut