Leuwisadeng – Bencana pergerakan tanah di Kampung Cisaranten Tiga, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor porak porandakan puluhan hektar lahan pertanian milik warga dan menutup aliran sungai Cisaranten.
Kepala Desa Wangunjaya Hanapi mengatakan, terjadinya pergerakan tanah sejak lima hari lalu (Selasa 22/06/2021). Namun, titik klimaksnya terjadi pada Minggu (27/06/2021).
“Pergerakan tanah sejak 5 hari yang lalu. Bertahap semakin parah klimaksnya sampai menutupi kali Cisaranten hingga Hulu sungai tertutup. Akibatnya air meluap karena terbendung oleh longsoran tanah,” kata Hanapi kepada wartawan pada, Minggu (27/06/2021).
Tak hanya itu, lahan pertanian dengan luas sekitar 10 hektar turut amblas. Al hasil, amblas pesawahan milik warga dipastikan mengakibatkan gagal panen.
“Lahan perkebunan dan pesawahan amblas. Jadi banyak petani yang rugi karena gagal panen,” ungkapnya.
Selain itu, Hanafi mengaku risau ekses pergerakan tanah akan meluas hingga ke pemukiman warga. Selain itu, pergerakan tanah itu juga bisa berakibat banjir bandang.
“Itu akan mengganggu fasilitas umum dan warga Kampung Cisaranten Satu, itu rata-rata rumah-rumah warga nya di pinggir kali,” ungkapnya.
Kades mengaku hanya bisa memperkuat komunikasi dan koordinasi melalui sistem komunikasi sentralistik. Sebagai upaya deteksi dini pergerakan tanah.
“Saya selalu imbau untuk terus waspada dan perkuat koordinasi dan komunikasi,” kata kades.
Bukan tidak mungkin, pergerakan tanah akan berdampak lebih parah dengan stimulus intensitas hujan. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Dinas BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo. Menurutnya, intensitas hujan menjadi faktor pergerakan tanah.
“Bila terjadi hujan kembali dikhawatirkan terjadi pergeseran tanah susulan dan aliran Sungai Cisaranten meluap ke persawahan milik warga,” kata Budi.
Berdasarkan pantauannya, sambung Budi, saat ini pergerakan tanah telah mengakibatkan pergeseran vertikal kurang lebih 10 hektar hingga pesawahan milik warga amblas.
Selain itu, beber Budi, pergerakan tanah juga mengakibatkan longsor yang menutupi aliran Sungai Cisaranten dengan lebar 5 meter dan panjang 200 meter.
“Khawatir terjadi pergeseran kembali, diperlukan pengecekan oleh pihak PVMBG terkait pergeseran tanah tersebut,” paparnya saat dikonfirmasi.(27/6).
Perlu juga, sambung Budi, pengkajian lebih lanjut dari dinas PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) untuk melakukan penanganan serius terhadap bencana tersebut.
Tags: Pergerakan Tanah Leuwisadeng
-
Subkogartap 0606/Bogor Menyelenggarakan Maulid Nabi 1445 H bersama Mayarakat Katulampa
-
Tinjau Lokasi Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor Pastikan Relokasi Dilakukan Secepatnya
-
Kajati Jabar Ingatkan Jajarannya Jaga Netralitas Jelang Pemilu 2024
-
Tiga Kejaksaan Negeri Terbaik dalam Penyerapan Anggaran Terima Penghargaan Kajati Jabar