Banjir Bandang Terjang Desa Purasari Leuwiliang

LeuwiliangSuasana pemukiman warga pasca diterjang banjir bandang aliran sungai Cisarua, Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang. (foto: Fahri/HRB)

Leuwiliang, HRB – Bencana alam banjir bandang menerjang area pemukiman warga di Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang pada, Rabu 22 Juni 2022 malam kemarin sekira pukul 18.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Kepala Desa Purasari, Agus Soleh Lukman menyebut, sebanyak 2 (Dua) Rukun Warga (RW) di wilayahnya terdampak banjir bandang dari luapan sungai cisarua.

Saat kejadian itu terjadi, tiga orang warganya sempat terseret derasnya aliran sungai. Namun, berhasil diselamatkan.

Ratusan rumah warga terdampak luapan banjir, bahkan, material lumpur masuk ke rumah-rumah warga. Hingga kini, pihaknya masih melakukan pendataan dan menyiapkan dapur umum.

“Bahwa kejadian banjir bandang terjadi sekira pukul 18.30 WIB selepas magrib. Karena memang ini tiba-tiba secara serentak dan tidak terprediksi sama sekali karena melihat curah hujan sih gak terlalu lama kurang lebih satu jam saja,” ungkap Kepala Desa Purasari, Agus Soleh Lukman kepada wartawan pada, Kamis 22 Juni 2022.

Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti Pondok Pesantren, Mazlis Taklim termasuk sarana pendidikan terdampak banjir bandang.

“Sekolah yang terdampak itu ada SDN Tanjungsari II, SMK Mahardika dan sekolah Madrasah dan sementara yang sekolah madrasah pada bagian atas nya bisa dipergunakan untuk evakuasi warga sementara,” katanya.

Sementara itu, Camat Leuwiliang, Daswara Sulanjana, mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya banjir di Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Dirinya mengatakan, dari sekian banyak faktor, satu diantaranya adalah adanya keramba di tengah aliran Sungai.

Baca juga:  Dinas Perhubungan Kaji Sistem Parkir Berbayar di Kawasan Pakansari

“Saya mengindikasikan karena batu-batu sungai itu dipindahkan ke pinggir-pinggir lalu di tengahnya keramba, karena batu-batu sungai itu adalah sistem pencegahan alam, kaitan dengan masalah sistem pencegahan alam, kaitan dengan masalah saluran sungai,” katanya.

Lebih lanjut, Daswara menuturkan alasan dugaannya terhadap dampak dari adanya keramba di tengah sungai.

“Ketika batu-batu itu dipinggirkan, otomatis ketika hujan besar akan terjadi run off, air tuh langsung lepas gitu engga ada hambatan ini yang jadi salah satu masalah dari pandangan saya,” bebernya.

Terkait dengan bencana banjir bandang kali ini, Daswara mengatakan sebelumnya sudah meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor untuk melakukan pengkajian guna pencegahan banjir terjadi kembali.

Namun, tindakkan dari hasil pengkajian belum diimplementasikan, banjir bandang kembali menerjang wilayahnya.

“Dua atau tiga minggu lalu saya sudah mengundang dinas terkait waktu kejadian banjir pertama, dari dinas lingkungan datang kesini didampingi staf saya, saya minta dikaji, lalu bagaimana langkah-langkah dinas terkait untuk mengantisipasi, tapi sampai sekarang ini tidak ada langkah,” tegas Daswara.

Setelah kejadian ini, Daswara mengatakan akan berkoordinasi lebih lanjut kepada dinas terkait dan mengadukan kepada Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan.

“Saya juga akan mengkoordinasikan dalam waktu dekat kepada pihak terkait yang bertanggung jawab kepada masalah sungai, kepada dinas lingkungan, ketiga kepada bupati untuk mengeluarkan larangan eksploitasi sungai di luar fungsi, itu yang akan saya sampaikan kepada Plt bupati dan dinas terkait,” katanya. (Fex)

Tags: , ,