Bantu Anak Disabilitas Dapatkan Pendidikan, PPDI Citeureup Buka Bimbel ABK Inklusi

Citeureup – Masih minimnya kepedulian masyarakat terhadap penyandang disabilitas, membuat komunitas ini kesulitan dalam mendapatkan akses di segala bidang, khususnya pada bidang pendidikan.

Nyatanya, banyak diantara penyandang disabilitas ini terlebih lagi dari masyarakat tidak mampu yang belum mendapatkan pendidikan secara layak. Hal ini lah yang membuat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) di Kecamatan Citeureup berinisiatif membuka Bimbingan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Inklusi di Balai Latihan Khusus (BLK) Dinas Sosial Kabupaten Bogor, khusus anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Rahmadansyah, selaku Ketua PPDI Kecamatan Citeureup menjelaskan, program yang digagas oleh pihaknya ini memang bertujuan untuk membantung anak-anak penyandang disabilitas yang ada di wilayah Citeureup, untuk mendapatkan pendidikan dasar.

“Kami ingin anak-anak ini di masa depan  bisa hidup layak, tidak hanya mengandalkan kedua orangtuanya saja. Dan dapat diterima keberadaan mereka di tengah masyarakat karena berdaya guna,” jelasnya, Kamis (02/12/2021).

Rahmadan memaparkan, jumlah peserta didik yang mengikuti bimbel ABK Inklusi itu sebanyak 19 orang yang berasal dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Citeureup.

“Jadwal bimbel yang kami adakan ini sendiri dalam satu minggu ada tiga kali pertemuan, dengan durasi belajar selama dua jam. Alhamdulillah dengan kami adakannya bimbel ini, semangat peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar begitu antusias,” paparnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Kepala Bimbel ABK Inklusi, Darmilah yang menyampaikan, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dibutuhkan kesabaran dalam membimbing anak-anak penyandang disabilitas ini.

Baca juga:  Hasil Lelang Pembongkaran Plaza Bogor Diumumkan Akhir Juli

“Kami harus benar-benar sabar dalam mengajarkan bagaimana cara membaca dan menulis. Karena, daya tangkap atau respon anak-anak berkebutuhan khusus ini memang berbeda dari anak-anak biasa lainnya,” tutur Darmilah.

Perempuan yang mengaku pernah menjadi pengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itupun mengaku, awalnya memang kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran.

“Terlebih lagi ketika memberikan pengajaran kepada anak disabilitas tuna rungu. Namun, karena kami juga dibantu beberapa relawan disabilitas dari PPDI, pemberian materi pelajaran jadi lebih mudah,” akunya.

Sementara itu, Ibu Ucu warga Kelurahan Karang Asem Barat yang anaknya juga mengikuti bimbel ABK Inklusi merasa cukup terbantu dengan adanya bimbel yang dilaksanakan oleh PPDI itu.

“Sangat terbantu sekali dengan adanya bimbel ini. Anak saya sangat senang untuk berangkat belajar disini, apalagi disini juga banyak teman-temannya juga. Apalagi di bimbel ini saya dan juga orangtua yang lainnya tidak dipungut biaya sama sekali,” ungkapnya.

Dirinya pun berharap, bimbel ABK Inklusi ini bisa terus berjalan dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak khususnya untuk membantu kebutuhan alat tulis dan juga seragam untuk anaknya sekolah.

“Semoga terus berjalan dan bisa semakin berkembang, serta membantu anak-anak disabilitas dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” harapnya. (axl)