Cigudeg, HRB – Banyaknya infrastruktur jalan milik Kabupaten Bogor yang rusak dan pemeliharaannya dibawah tanggung jawab Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan (Jajem) kelas A wilayah VI Cigudeg, terus menjadi sororan dan keluhan masyarakat. Dalam kondisi teesebut justru Kepala UPT terkesan sulit
tidak peduli sehingga menyulitkan pihak-pihak yang hendak berkoordinasi.
Sebelumnya, kerusakan jalan Cikawung-Banyuasih sekitar 3,8 kilometer sejak puluhan tahun kondisinya rusak parah sehingga menghambat aktifitas warga. Jalan tersebut juga merukapakan akses menuju Kantor Kecamatan Cigudeg.
“Akses jalan Cikawung-Banyuasih sudah lama rusak. Tapi hingga saat ini belum juga ada perbaikan,” kata Kepala Desa Banyuasih, Saepul Hupad kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Jalan beton yang terletak percis didepan kantor Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg belum genap satu tahun sudah alami kerusakan amblas dan terdapat patahan-patahan di beberapa
bagian cor beton hingga menuai sorotan dari berbagai pihak mulai dari warga, aktivis, Pemerintah Kecamatan Sukajaya hingga anggota DPRD Kabupaten Bogor.
Diketahui, pembangunan ruas jalan Cigudeg-Kiarasari tersebut menelan anggaran sebesar Rp 28 milyar yang bersumber dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Aktivis Mahasiswa, Ketua PC IMM Bogor, Hendi mengaku geram melihat kelakuan pejabat Pemerintah Kabupaten Bogor yang tidak berani tegas pada kontraktor yang nakal dalam mengerjakan proses pembangunan betonisasi di wilayah Kabupaten Bogor.
“Sangat aneh dan perlu di audit secara
mendalam terkait pembanguan jalan Cigudeg-Kiarasari tersebut karena biaya begitu fantastis menelan anggaran sebesar Rp 28 Milyar yang bersumber dari pinjaman Pemuliham Ekonomi Nasional (Pen) yang diajukan Pemprov Jabar,” katanya.
Baru-baru ini, ruas jalan Kabupaten Bogor di wilayah Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya alami kerusakan hingga mendapat keluhan warga.
Seperti diungkapkan, Kepala Desa Cileuksa, Ujang Ruhyandi mengatakan, bahwa ruas jalan Cileuksa-Ngasuh merupakan jalan penghubung antar Kecamatan Cigudeg dengan Kecamatan Cileuksa kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
“Pihak unit pelaksana Jalan jembatan wilayah Cigudeg harusnya bisa turun mengecek langsung kondisi jalan pasca bencana, apalagi jalan itu tidak pernah tersentuh pembangunan dari Pemkab Bogor, padahal statusnya jalan kabupaten, selain jalan Cileuksa-Ngasuh jalan yang menghubungkan batas provinsi bareng juga sama belum pernah di cek kelapangan oleh pihak terkait,” katanya.
Pria yang akrab disapa Apih Ujang itu mengatakan, sulitnya menghubungi kepala UPT Jalan dan Jembatan (Jajem) wilayah Cigudeg, Punti Minesa membuatnya sulit berkomunikasi terkait pemulihan infrastruktur di wilayah sukajaya.
“Kepala UPT nya Punti tidak pernah terlihat turun ke wilayah, bahkan saat ini tidak tau keberadaannya, sehingga membuat kepala
desa wilayah Kecamatan Sukajaya sulit berkomunikasi secara intens mengenai pemulihan infrastruktur, padahal seharusnya terjun mengecek langsung kondisi kondisi infrastruktur yang harus di bangun oleh pemerintah Kabupaten Bogor sehingga tidak ketinggalan terus infrastruktur Sukajaya,” tegasnya.
Bahkan, menurut Apih Ujang, beberapa kali dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan jarang dihadiri pihak UPT Jajem Cigudeg sehingga masih menyisakan infrastruktur yang terbengkalai sampai saat ini.
“Bahkan jembatan yang rusak hanya dibangun jembatan darurat saja sampai sekarang, dalam musrembang kec sukajaya saja unit pelaksana teknis jalan
jembatan Wilayah cigudeg maupun jasinga juga tidak pernah hadir mengikuti acara maupun mendengarkan usulan yang sudah disiapkan oleh kami,” katanya.
Saat beberapakali awak media ini ingin mengkonfirmasi terkait beberapa jalan rusak baik di wilayah Kecamatan Cigudeg maupun Kecamatan Sukajaya Kepala UPT Jajem Wilayah Cigudeg, Punti Minesa tidak berada di kantornya dengan alasan sibuk.
“Pak punti tidak ada, jarang kesini, kepala UPT nya sibuk mungkin dan sekarang lagi rapat didinas, dan kemaren Bimtek. Kalau ke cigudeg suka ada sih, cuma sebentar paling langsung ke proyek keliling pulang lagi,” kata Staf UPT Jajem wilayah Cigudeg, Rusliana.
Rusliana menyampaikan, selain menjadi kepala UPT, Punti juga memegang jabatan lain yakni Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) di Kabupaten Bogor, sehingga sulit ditemui lantaran sibuk.
“Kalau pak Punti sebagai pejabat pembuat komitmen juga jadi sibuk paling kalau kami komunikasi sama pak wakilnya H jajat tapi sekarang gak masuk juga katanya sakit,” katanya.
Sampai saat ini Kepala UPT Jajem wilayah Cigudeg, Punti Minesa belum bisa di konformasi. (Fex/Ham)
Tags: Jalan Rusak
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut