Cibinong,HRB- Rencana Pemerintah Pusat yang akan membangun Jalan Tol di Kawasan Wisata Puncak, Kabupaten Bogor terus mendapat sorotan dan tanggapan penolakan dari sejumlah pihak.
Setelah pelaku usaha hotel dam restoran kali ini giliran akademisi sekaligus pengamat tata kota, Yayat Supriatna yang meminta melakukan kajian ulang rencana pembangunan jalan tol yang akan membelah pegunungan tersebut.
Dalam penilaiannya, Pembangunan jalan tol puncak bisa membawa dampak bencana yang luar biasa karena adanya perubahan kontur alam akibat pembangunan tol tersebut.
“Ini sama juga dengan wacana Jalur Puncak II. Sama-sama melintasi kawasan yang rentan dengan perubahan bentang alam dan potensi longsoran. Kalau jalan Tol Puncak-Cianjur harus lebih sensitif lagi dengan masalah lingkungan dan kawasan hutan,” kata Yayat, Senin 24 Juli 23.
Rencana pembangunan tol di kawasan wisata puncaķ dan sekitarnya dikhawatirkan akan merubah bentang alam yang berdampak juga pada perubahan kondisi lingkungan yang dilintasi jalan Tol Puncak-Cianjur.
“Jadi sebelum ada kepastian dari kajian dampak lingkungan dan potensi kebencanaan alam, sebaiknya (pembangunan) perlu dikaji lebih mendalam,” ungkapnya.
Rencananya,Pembangunan Tol Puncak-Cianjur akan dibagi dalam lima seksi. Seksi I sepanjang 11,6 kilometer, seksi II sepanjang 6,9 kilometer, seksi III sepanjang 9,7 kilometer, seksi IV sepanjang 7,3 kilometer dan seksi V sepanjang 16,3 kilometer. ( asz)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut