Sukamakmur, rakyatbogor.net – Warga Bogor Timur (Botim) mengeluh. Keberadaan truk tambang sudah sangat meresahkan. Tak hanya membuat jalanan rusak dan licin, kendaraan bertonase ini juga dikhawatirkan memakan korban jiwa.
Namun sayang, seolah kalah gaung dengan wilayah Barat, yang digadang memiliki potensi besar dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), keresahan warga Botim yang sebentar lagi akan dimekarkan itu, seolah tak diperhatian Bupati Bogor.
“Memang benar, Botim mau mekar. Tapi kan belum sah. Dan masih dalam kewenangan Pemkab Bogor. Jadi tolong lah, masalah truk tambang ini juga diperhatikan, Bu Bupati,” papar Djumhana (48), salah seorang tokoh masyarakat Sukamakmur kepada Rakyat Bogor, Rabu (26/1/2022).
Lebih lanjut, pria gempal ini mengaku miris dengan banyaknya perhatian terhadap wilayah Bogor Barat. Menurutnya, warga Bogor Timur pun mengalami hal serupa, yang tentunya menunggu keberpihakan pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Apa yang dikatakan Djumhana bukan tanpa alasan. Tengok jalur utama Kecamatan Cariu. Disana, para pengguna jalan khususnya roda dua harus ekstra hati-hati. Jika tidak, alamat terjatuh dari kendaraan pun dipastikan akan jadi ganjarannya.
Ya, semua itu gara-gara ceceran tanah dari truk pengangkut galian tanah merah yang kerap melintas pada jalur itu. Kondisi ini pun sejatinya sudah banyak dikeluhkan warga sekitar. Becek di musim penghujan, berbedu di kala kemarau.
“Apalagi kalau pas saat hujan. Jalannya pasti becek dan licin seperti sekarang ini,” kata Adam (37), salah seorang pemotor kepada Rakyat Bogor yang ditemui saat melintas di jalan itu, Selasa (25/1/2022).
Kata Adam, truk-truk pengakut tanah itu merupakan kendaraan milik proyek penambangan yang berada tak jauh dari lokasi jalan. “Banyak sekali kendaraan yang mengangkut galian tanah itu. Kalau musim kemarau juga berdampak banyaknya debu yang menganggu pandangan mata, maupun pernapasan,” kesalnya.
Warga lainya, Iman (40) mengaku pihak proyek kurang melakukan pembersihan kepada sisa galian tanah yang berserakan di sepanjang jalan itu. Sehingga, hal ini dinaggap merugikan para pengguna jalan.
“Seharusnya pihak proyek membersihkan dengan menyiram ceceran tanah, supaya terhindar dari debu dan bahaya licin saat ini,” keluhnya.
Menanggapi ini, Aktivis peduli lingkungan hidup, Sabilillah mengucap pihak proyek tambang yang tidak memperhatikan dampaknya. Sebab, jika hal ini dibiarkan, maka akan menimbulkan persoalan yang besar.
“Saya minta pihak proyek koperatip dengan membersihkan sisa ceceran tanah itu, agar tidak menganggu pengguna jalan,” tegasnya.
Sabili, sapaan akrabnya mendesak, aparat pemerintah setempat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, untuk segera melakukan penangan, terkait persoalan jalan utama yang kerap berlumpur saat hujan dan mengganggu masyarakat saat melakukan aktivitasnya.
“Pemerintah harus tegas, dan menegur pihak proyek, untuk mau bertanggungjawan dalam menangani dan mengantisipasi, dampak jalan yang saat ini becek dan membahayakan,” tutupnya. (Asb/*)
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor