Cibinong, rakyatbogor.net – Para pemangku wilayah seperti Camat dan Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Bogor harus dapat menguatkan sinergitas dengan Majelis Ulama (MUI) di tingkat Kecamatan dan Desa dalam menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan di wilayah masing-masing.
Dengan kekompakan dan sinergitas antara ulama dan umaro, maka para Camat dan Kades akan lebih mudah juga efektif dalam menangani berbagai permasalahan yang terjadi dan berkembang di tengah masyarakat. Salah satu masalah tersebut, yaitu tawuran antar remaja ataupun warga kampung.
“Maka penting sekali Camat dan Kades se-Kabupaten Bogor meningkatkan sinergi dengan MUI Kecamatan dan Desa. Saya sudah kumpulkan camat, tinggal Kades karena jumlahnya banyak jadi bergiliran. Saya sudah tekankan, mereka harus sinergi dengan ulama di wilayahnya masing-masing,” ungkap Bupati Ade Yasin dalam keterangan persnya yang diterima baru-baru ini.
Bupati Ade kemudian mengutip ucapan Imam Al Ghazali yang berkata bahwa ulama dan umara, keduanya ibarat saudara kembar yang lahir dari satu rahim yang sama, sehingga saling membutuhkan satu sama lain. “Jika relasi ulama dan umara baik dan mesra maka bangsa tersebut akan baik, begitu sebaliknya,” tandasnya.
Terlebih para kyai dan alim ulama saat ini di samping keilmuan di bidang keagamaan, tetapi keilmuan di bidang lain secara akademik pendidikannya cukup mempuni. Maka ia meyakini, dengan dukungan para kyai dan alim ulama, Bogor akan semakin berkah.
“Semoga bisa terus menjadi panutan dan teladan untuk kita semua. Alhamdulilah, kami pun bangga sekali kepada Ketua MUI Pak Kyai Mukri Aji dan juga para kyai di Kabupaten Bogor yang selama ini ikut berperan dalam pelaksanaan berbagai program pemerintah,” puji Bupati.
Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat ini juga menjelaskan, sebagai bentuk dukungan dan apresiasi kepada para alim ulama di Kabupaten Bogor, berbagai kegiatan keummatan dalam program Pancakarsa, yaitu Karsa Bogor Berkeadaban, telah dilakukan.
Diantaranya, menaikan insentif guru ngaji/amil/guru madrasah/guru diniyah/penyuluh agama honorer, kemudian rehab madrasah, menambah 4 jam pendidikan keagamaan, Bogor Ngaos, peningkatan bantuan hibah sarana keagamaan, revitalisasi Pusdai menjadi Bogor Islamic Center.
“Lalu ada beasiswa Pancakarsa untuk para hafidz Al-Quran, Program Nobat untuk memberantas kemaksiatan, program pembinaan tahfidz Al-Quran dan lain sebagainya,” imbuh adik kandung dari mantan Bupati Bogor periode 2008-2014, Rachmat Yasin, ini.
Sementara Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH. Ahmad Mukri Aji mengatakan, kekompakan seluruh ulama dan kyai di Kabupaten Bogor, sebagai upaya untuk menyatukan 9 poin hasil ijtima ulama tahun 2022.
Terlebih dengan dukungan Bupati Ade Yasin dan Pemkab Bogor melalui Program Pancakarsa yang sangat dahsyat. Tema dalam ijtima ulama adalah Pondok Pesantren sebagai pondasi Bogor Berkeadaban.
“Bupati Bogor sangat tinggi perhatiannya terhadap para ulama, juga Ponpes baik Ponpes salafiyah maupun Ponpes modern bahkan akan menerbitkan Perda, itulah hebatnya Bupati Bogor,” tutur Ketua MUI Kabupaten Bogor.
Pada kesempatan itu, Ketua MUI Jawa Barat, Rahmat Syafei menambahkan, perkembangan pendekatan secara spiritual di Kabupaten Bogor berkembang cukup signifikan. Hal itu telah terjawab dan terbukti secara nyata dan sinergitas antara MUI dengan Pemkab Bogor sangat baik dan harmonis.
“Ini berkat Bupati Ade Yasin yang sangat luar biasa menyatu, memikirkan dan membina Kabupaten Bogor agar terpelihara baik kondisi keamanan dan ketenangannnya, walaupun banyak persoalan yang dihadapi. Bahkan Bupati Ade menerima isi hati nurani umat Islam melalui 9 poin hasil ijtima ulama,” pungkasnya. (Cky/**)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut