Cariu Mulai Terdampak Kekeringan, Petani Terancam Gagal Panen

Cariu, HRB

Memasuki musim kemarau yang terjadi diberbagai daerah, mulai dirasakan dampaknya, seperti krisis air bersih hingga kekeringan air. Tak terkecuali yang terjadi di Wilayah Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. 

Sejak beberapa pekan terakhir, warga perlahan mulai merasakan dampak tersebut, salahsatunya para petani di Desa Mekarwangi yang mengalami kekeringan air di persawahan.

“Para petani disini tidak lagi memiliki sumber air yang dapat dijadikan sebagai sumber irigasi. Akibatnya, puluhan hektare lahan pertanian padi terancam gagal panen,” tutur Udin, seorang petani padi di desa tersebut, Senin (07/08/2023).

Menurutnya, sejumlah petani mengaku hanya bisa pasrah, dan berharap hujan turun agar tidak mengalami kerugian terlalu besar lantaran gagal panen. Sebabnya, petani di wilayah tersebut dominan hanya mengandalkan air hujan untuk dapat mengaliri sawahnya.

“Saat ini padi tidak bisa dipanen karena tekstur tanah yang terlalu kering. Sudah hampir dua bulan persediaan air di sumur kering. Bahkan, hujan yang sering dijadikan alternatif pengganti air irigasi juga tidak turun. Akibatnya banyak petani yang akan mengalami gagal panen,” keluhnya.

Baca juga:  Sensasi Mancing Belut ala Warga Cariu

Menurut dia, lahan pertanian yang terdampak kekeringan mencapai puluhan hektare. Karena pada umumnya, pertanian di Desa Mekarwangi adalah sawah tadah hujan yang sangat mengandalkan air hujan sebagai sumber air utamanya. “Apalagi penanmpungan air juga sudah kering. Jadi tidak ada lagi sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk memanen padi,” katanya.

Senada, Rosid (45) petani lainnya juga membenarkan hal ini. Menurutnya, persoalan kekeringan dan gagal panen seperti menjadi persoalan rutin setiap tahunnya yang dirasakan oleh petani di Kecamatan Cariu. “Karena sejauh ini, kata belum ada solusi yang konkrit dari pemerintah untuk mengatasi ketersediaan air untuk pasokan lahan pertanian,” bebernya.

Masih kata dia, jangankan untuk pertanian, air untuk keperluan sehari-hari juga banyak yang kesulitan karena sudah mengalami kekeringan. “Kondisi lahan pertanian yang gagal panen tersebut, membuat para petani memilih untuk mengganti profesi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tutupnya. (Asb)