Cerita Mistis Dibalik Indahnya Curug Mariuk

Sukamakmur – Dibalik kejernihan air dan keindahan alam Curug Mariuk, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, rupanya juga menyimpan sebuah kisah misteri. Hal itu diceritakan Nur, warga setempat yang juga ikut membuka trek menuju lokasi wisata alam itu.

Kepada wartawan, Nur mengaku, kerap kali didatangi oleh orang-orang yang tak ia kenal saat ia sedang bermalam di warungnya tersebut. “Kalau hari libur kan suka banyak tamu yang dateng dari pagi, jadi saya lebih memilih setiap malam Sabtu untuk tidur di warung, supaya tidak kesiangan membuka warung ” jelasnya.

Nur menambahkan, suatu ketika ia sedang tidur di warungnya, tepatnya pukul 01.30 WIB, terdengar beberapa kali ada suara yang memanggil namanya dan mengetuk pintu warungnya.

“Dikarenakan penasaran, masa iya ada tamu tengah malem gini, sama saya buka pintunya, namun tak ada orang di luar warung, lalu saya tengok kiri-kanan terlihat ada 2 anak kecil diam di musola sebelah kanan warung dan 1 orang tua di sebelah kiri warung, dengan perasaan takut kepada si orang tua tersebut jangan mengganggu saya, saya juga tidak akan mengganggu anda, saya disini hanya sekedar berjualan,” tambahnya.

Menurutnya, saat ia sudah menyampaikan hal itu, lalu si orang tua tersebut mengajak Nur untuk datang ke rumahnya. “Tapi sama saya tolak dengan baik-baik, saya bilang Silahkan pulang ke rumah anda, saya tidak akan mengganggu anda,” tutur Nur sembari menunjuk ke arah Curug Mariuk, menggambarkan rumah si orang tua tersebut dibelakang Curug itu.

Baca juga:  Satlantas dan Dishub Rekayasa Lalulintas di Simpang Citaringgul

Nur yang tidak berbicara hal ini kepada banyak orang itu mengaku diberi sebilah pisau dan wasiat. “Kata si bapak yang ngasih, simpen peso ini dan jangan dijual, terus dia minta saya untuk menjaga kebersihan Curug ini, mulai dari sampah hingga jangan sampai ada perbuatan kotor manusia (mabuk, mesum) di tempat ini,” paparnya.

Sejak kejadian itu, yang terjadi di tahun 2020, kerap kali ada orang-orang yang tak ia kenal datang ke rumahnya di Desa Cibadak, untuk menawar pisau tersebut. “Saya juga gak tahu ya, orang-orang teh tau darimana, tapi sampe sekarang bahkan nanti gak bakal saya jual, karena ini titipan/pemberian. Diluar mistis atau bukan, kita sama-sama menjaga perasaan aja, coba aja bayangin kalo kita ngasih sesuatu ke orang, tiba-tiba yang kita kasih itu dia jual, gimana rasanya?,” ujar Nur sambil cekikikan.

Mendengar cerita dari orang tua dulu, kata Nur, yang mendatanginya malam itu adalah penjaga Curug tersebut. “Kalau kata orang tua dulu mah macan, tapi bisa juga jadi manusia,” tukasnya. (fuz/*)