Cibinong Beautification Project Tuai Kritik, Dewan Inginkan Realisasi Terbaik

Cibinong, rakyatbogor.net – Program Cibinong Beautification Project yang menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor hingga Rp356,5 miliar rupanya tak lebih dari prestise belaka. Buktinya, ‘rangkaian’ mega proyek yang dicanangkan berakhir dengan kritikan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim misalnya. Politisi PKS ini menuturkan bahwa dari data Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Pemkab Bogor Tahun 2021 serapannya sudah baik, namun tidak diikuti dengan hasil kualitas pembangunannya.

“Penyerapan anggaran normatif cukup tinggi. Tetapi, DPRD tidak hanya berpatok sajian data saja, kita ingin melihat langsung antara desain perencanaan dan realisasinya di lapangan. Karena kita ingin yang terbaik,” ujar Agus Salim di Cibinong, Selasa (12/4/2022).

Ia pun menyayangkan pengerjaan proyek infrastruktur yang menelan anggaran cukup besar, tapi tidak dikerjakan secara maksimal. “Anggarannya sepenuh hati, tapi pengerjaannya setengah hati. Seperti pembangunan Tugu Pancakarsa dan jalan alternatif Sentul-Kandang Roda yang di situ ada keterlibatan Dishub, PUPR, DKPP, kami lihat kurang maksimal,” jelasnya.

Senada, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Wawan Hikal Kurdi menilai ada masalah koordinasi antara organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai pengguna jasa dengan konsultan dan kontraktor sebagai penyedia jasa.

Menurutnya, dalam pelaksanaan proyek, OPD perlu berkoordinasi secara intens dengan konsultan perencana dan pengawas untuk mengevaluasi tahap demi tahap pembangunan. “Jika hasil pembangunan memang tidak sesuai konsultan perencana, maka SKPD harus mengoptimalkan jaminan pemeliharaan dari pihak penyedia jasa,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto yang memimpin langsung inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah titik pembangunan yang masuk dalam Program Cibinong Beautification Project 2021 mulai dari Tugu Pancakarsa, Pedestrian Jalan Kandang Roda-Sentul, Pedestrian Pakansari hingga Pedestrian Jalan Raya Tegar Beriman-Cibinong, ditinjau langsung para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor pada Senin (11/4/2022) kemarin pun, menemukan banyak persoalan.

Salah satunya yang menjadi sorotan adalah sarana dan prasarana seperti lampu penerangan jalan umum (PJU) yang belum terpasang hingga rangkaian kabel-kabel yang terlihat acak-acakan di beberapa ruas jalan hingga kerusakan pada sejumlah titik.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto yang memimpin langsung inspeksi mendadak (Sidak) ini pun akan memanggil sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait temuan-temuan tersebut.

“Kita panggil OPD dan Stakeholdernya. Sidak ini tak lain untuk menyamakan persepsi antara laporan LKPJ Bupati dengan kondisi di lapangan. Dalam laporan itu, diklaim sejumlah pembangunan yang dicanangkan dalam program Cibinong Beautification Project sudah 100 persen, tapi setelah dilihat langsung, masih banyak yang harus dibenahi,” kata Rudy kepada Rakyat Bogor melalui sambungan selulernya, Senin malam.

Lebih lanjut politisi Partai Gerindra ini mengingatkan kepada para OPD untuk bekerja dengan hati dan bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban semata dalam melaksanakan program kerjanya.

“Intinya adalah, bagaimana implementasi tanggung jawab kepada masyarakat. Capaian bukan hanya sekedar angka tapi bagaimana program itu bermanfaat untuk masyarakat banyak,” tegasnya.

Pernyataan Rudy ini tak lepas dari hasil sidak yang dilakukannya bersama pimpinan OPD terkait. Karenanya ia menyimpulkan jika pengerjaan program Cibinong Beautification Project menunjukan lemahnya koordinasi dan pengawasan.

“Belum ada PJU yang terpasang di sepanjang Jalan Kandang Roda-Sentul, kabel-kabel milik PLN masih tergeletak begitu saja tapi tiang listrik sudah dicabut. Di Tugu Pancakarsa juga sama, belum ada rambu lalu lintas sehingga wajar jika arus kendaraan semrawut. Begitu juga dengan pemasangan ikon pada Tugu Pancakarsa yang awalnya akan dibangun bola dan diganti menjadi kubah, hingga saat ini juga belum terpasang. Intinya kami minta ini untuk segera dibenahi agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” bebernya.

Baca juga:  SOIna Cup 2024: Puluhan Atlet Disabilitas Berkompetisi di Stadion Pakansari

Tak hanya itu, dalam hasil pengamatannya terhadap proyek pedestrian pertama di Jalan Kolonel Edy Yoso Martadipura, ia juga melihat tak ada perawatan. Padahal, lajur ini dibangun tahun 2020.

Tak hanya itu, ia pun menyoroti tata pedestrian yang kini dikuasai parkir dan pedagang kaki lima (PKL), padahal Pemkab Bogor melalui leading sektor terkait sudah menyiapkan anggaran untuk petugas penjaga, Park Ranger. Begitu juga dengan ruas Jalan Raya Tegar Beriman yang kini kerap dilanda banjir kala hujan menerjang.

“Saya akan tanyakan soal ini kepada dinas terkait. Besok (hari ini-red), kita panggil DKPP dan Dishub. Selanjutnya PUPR dan instansi terkait lainnya. Termasuk para stakeholder seperti PLN, Telkom, hingga Perusahaan Gas Negara (PGN),” paparnya lagi.

Diberitkan Pelita Baru sebelumnya, gelontoran duit yang dikuras dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor sebesar Rp356,5 miliar dapat dikatakan mubazir alias sia-sia belaka.

Pasalnya, serapan besaran anggaran itu yang diharapkan dapat menjadi prestise dalam upaya mempercantik wilayah ‘ibu kota’ Bumi Tegar Beriman, justru melenceng dari ekspektasinya. Hal itu dapat dilihat dari hasil pantauan di lapangan dimana proyek yang menghabiskan dana hingga ratusan miliar rupiah itu tidak terlihat adanya sarana dan prasarana lalu lintas untuk mengatur dan merapikan kendaraan serta parkirannya.

Sepanjang ruas jalan mulai dari simpang sentul hingga Pakansari dan jalan Tegar Beriman, tidak terlihat adanya bangunan yang buat untuk park and ride atau gedung parkiran. Sehingga, kekhawatiran kecantikan Cibinong terlihat kumuh jika masih banyak kendaraan yang berceceran di jalan.

Dampaknya pun bisa ditebak. Kawasan Pakansari kembali semrawut dan kumuh. Pedestrian yang dibangun dengan dana miliaran rupiah menjadi percuma lantaran kurangnya pengawasan dari pihak terkait.

Hadirnya pedestrian justru menjadi tempat mangkal baru para pedagang kaki lima ditambah dengan parkir kendaraan milik warga yang sembarangan hingga membuat ruas itu menyempit dan tentunya menimbulkan arus lalu lintas tersendat.

Mirisnya, jika pun ada regulator yang mengatur soal tata kawasan ini, mungkin tak lebih dari pelengkap. Sebab, aturan itu tidak dibarengi dengan penyediaan sarana dan prasarana publik yang memadai.

Padahal, melihat pada progress pembangunan pedestrian yang dimulai dari sepanjang jalan Tegar Beriman menuju Stadion Pakansari, Cibinong yang dilanjutkan hingga Jalan Alternatif Sentul hingga berujung pada ikon baru Bumi Tegar Beriman, Tugu Pancakarsa di pintu keluar Tol Sentul, Babakan Madang, sudah saatnya Pemkab Bogor memulai progress lainnya. Terutama dalam hal perapihan kawasan dengan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai

Diketahui, Pemkab Bogor pada tahun 2021 menggunakan anggaran daerah senilai Rp 356,5 miliar untuk program mempercantik wajah ibu kota atau City Beautification Project, di antaranya yaitu peningkatan kualitas Jalan Alternatif Sentul senilai Rp 32 miliar.

Penggunaan anggaran tersebut tersebar di empat perangkat daerah, yaitu Rp 328 miliar pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Rp 21 miliar pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Rp 437 juta pada Dinas Lingkungan Hidup, dan Rp7,3 miliar pada Dinas Perhubungan. (fuz)

Tags: