Kota Bogor, rakyatbogor.net – Kendati kasus Covid-19 di Kota Bogor telah melandai, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetap akan fokus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Hal ini tak lain akibat ancaman varian baru, Omicron yang sudah membayang-bayangi.
Diakui Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim mengatakan meski saat ini belum ada varian Omicron yang menginfeksi warga Kota Bogor, namun pihaknya tetap melakukan antisipasi. “Tentu kita maksimalkan agar tidak ada kasus baru. Terutama Omicron, semoga tidak masuk,” ucap Dedie di bilangan Jl. Tirto, Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu (5/1/2022).
Dedie mengingatkan agar warga Bogor tetap mematuhi aturan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah merebaknya Omicron di Kota Hujan itu. Pemerintah Kota Bogor, kata Dedie, melakukan upaya lainnya untuk membendung Omicron, yaitu dengan memaksimalkan vaksinasi Covid-19 untuk seluruh warganya.
Dia mengatakan saat ini capaian vaksinasi di Kota Bogor sudah mendapai 100,3 persen untuk dosis pertama. Untuk dosis kedua ada di angka 98 persen. “Untuk anak dan lansia, sampai Januari ini masih kami maksimalkan di atas 60 persen. Saat ini program vaksin, kita fokuskan dan prioritaskan untuk anak-anak usia 6-12 tahun dan lansia,” ujar dia.
Adapun strateginya adalah membuka sentra-sentra vaksin, bekerja sama dengan sekolah-sekolah. “Kami minta juga, kepada gugus tugas RW Siaga untuk membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi bagi anak,” ucap Dedie.
Menurut Dedie, Wali Kota Bogor Bima Arya telah memberikan instruksi untuk mengaktifkan kembali RW Siaga Corona untuk mencegah penyebaran Omicron. “Tujuan aktivasi RW Siaga ini selain siaga antisipasi, juga mengingatkan kembali masyarakat menjaga kesehatan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang sifatnya berkerumun dan mengandung risiko penularan lainnya. Juga termasuk aktivasi pedulilindungi maksimal di setiap RW,” ucap Dedie.
Dedie juga menanggapi soal status PPKM di Kota Bogor yang saat ini meningkat ke Level 2. Peningkatan ini karena Bogor masuk dalam wilayah aglomerasi metropolitan dengan Jakarta. Penerapan PPKM Level 2 ini menurut Dedie berpengaruh pada kebijakan pembelajaran tatap muka atau PTM.
Sebelumnya saat Kota Bogor masih dalam PPKM Level 1, pemerintah Kota Bogor mendapat arahan untuk membuka sekolah tatap muka 100 persen. “Makanya kami lebih cenderung prepare ke vaksinasi anak, dipercepat dan dituntaskan. Kemudian ada juga program atas arahan dari presiden untuk melakukan booster, nah booster ini bukan untuk lansia aja tapi juga tenaga pengajar,” kata Dedie. (djm)
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat