Citeureup, HRB – Intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor, mengakibatkan terjadinya bencana longsor di wilayah Desa Tajur Kecamatan Citeureup pada Minggu (26/3/2023) sekira pukul 17.00 WIB, sore.
“Longsor tersebut terjadi di tebing yang berada di pinggiran rumah warga, akibat kejadian tersebut rumah warga yang tertimpa material longsor pun mengalami kerusakan cukup parah pada bagian dinding,” ucap Kapolsek Citeureup, Kompol Yufrialdi.
Dia menjelaskan, beruntung dari kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun hanya kerugian material saja yang kiranya mencapai puluhan juta rupiah. “Untuk mengantispasi adanya longsor susulan penghuni rumahpun langsung kita evakusi kelokasi yang lebih aman,” tandasnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi daerah dengan peristiwa tanah longsor terbanyak di Indonesia setiap tahunnya.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut Kabupaten Bogor juga kerap mendominasi bencana banjir dan cuaca ekstrem. “Catatan kami, sebenarnya untuk longsor itu paling tinggi di Indonesia itu Bogor, disusul Cilacap dan Banjarnegara. Nah, yang posisi 2, 3, 4, 5 itu berganti-ganti setiap tahun, tapi pemuncaknya ini Kabupaten Bogor,” kata Muhari dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (27/3/2023).
Muhari mengatakan faktor urbanisasi serta alih fungsi lahan yang dilakukan dalam skala cukup masif menjadi penyebab utama bencana longsor hingga banjir menerjang Kabupaten Bogor. Meskipun demikian, kata Muhari, jumlah bencana banjir maupun tanah longsor naik turun setiap tahunnya.
Untuk tren banjir misalnya, pada 2018 tercatat 13 kasus. Kemudian 18 kasus banjir pada 2019, 34 kasus banjir pada 2020, 46 kasus banjir pada 2021, dan 24 kasus banjir selama 2022. Tren kasus bencana tanah longsor juga berkurang. Rinciannya, pada 2018 ada 33 kasus, kemudian naik jadi 52 kasus pada 2019, lalu 74 kasus pada 2020.
Selanjutnya kasus tanah longsor di Kabupaten Bogor melonjak menjadi 163 kasus pada 2021, dan turun menjadi 78 kasus sepanjang 2022. “Tapi kalau misalkan kita lihat distribusi bulan apa sih sebenarnya banjir paling banyak terjadi di Bogor? Itu memang kita lihat di Maret-April dan September-November,” ujar Muhari.
Lebih lanjut Muhari mencatat terjadi peningkatan kasus bencana alam pada sepekan terakhir dibandingkan awal Maret 2023. Selama periode 20-26 Maret 2023, terjadi 25 kejadian banjir, 12 kejadian cuaca ekstrem, dan 10 kejadian tanah longsor di 36 kabupaten/kota dari 18 provinsi.
Dari bencana itu, empat orang dinyatakan meninggal dunia. Kemudian enam orang luka-luka, 5.762 rumah sempat terendam, 221 rumah rusak, satu faskes rusak, lima jembatan rusak, satu tempat peribadatan rusak, dan 36.058 orang terdampak harus mengungsi. (Asb)
Tags: longsor
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor