Bogor Tengah, HRB
WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menyebut rencana kepindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kalimantan menjadi tantangan tersendiri bagi daerah Jabodetabek. Untuk itu, ia meminta para pelaku usaha perlu mencermati dampak perpindahan IKN terhadap dunia usaha di Kota Bogor.
Demikian disampaikan Dedie saat membuka Musyawarah Kota (Muskot) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bogor periode 2023-2028 di RM Bumi Aki Bogor, Bogor Tengah, Senin, 5 Juni 2023 lalu.
Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Dedie menceritakan, dari total 120 wisma hingga hotel bintang 4, sebagian besar diisi oleh instansi pusat selama weekdays. Secara otomatis, ketika sejumlah instansi mulai pindah ke IKN akan berdampak pada pendapatan.
“Okupansinya (hotel) mencapai 90 persen, kegiatannya apa bimtek, rapat, hingga sosialisasi. Jadi, kalau dibilang Bogor Kota Wisata, belum ya. Karena kalau kita lihat dari data, kita keterisian hotel saja disisi oleh kegiatan pusat,” ucap dia.
Menurut Dedie, kondisi itulah yang harus dicermati dalam 10-15 tahun mendatang oleh para pelaku usaha anggota APINDO Kota Bogor. Ia meminta para pengusaha mempersiapkan diri sejak sekarang.
Wakil Wali Kota menambahkan, Kota Bogor merupakan kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia setelah Batam. Diketaui, pertumbuhan ekonomi Kota Bogor mencapai 5,65 persen, di atas nasional yang hanya 5,30 persen, dan Jawa Barat 5,40 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor 5,60 persen, dengan segala keterbatasannya dan Kota Bogor dengan enam kecamatan dan 68 kelurahan, bisa mencapai pertumbuhan sedemikian besar karena apa?” ungkapnya.
Salah satu yang mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, dijelaskan Dedie, yakni dengan menyediakan mal pelayanan publik.
“Saya prioritas membangun mal pelayanan publik. Jadi, kalau tahun lalu saja pemkot Bogor mengeluarkan 200-300 izin baru untuk kafe, restoran dan sejenisnya, mana ada (daerah) yang mengeluarkan sebegitu banyak kalau tidak ada keberpihakan pemerintah kepada pengusaha,” jelas Dedie.
Kemudian, tantangan lainnya bagaimana ke depan memiliki konsep bersama menjadikan Kota Bogor sebagai Green City, Smart City, dan terakhir Heritage City.
“Kenapa Green City dan ini semua pengusaha harus ikut andil, cadangan minyak kita tinggal sembilan tahun lagi, 1,3 miliar barel, setiap hari kebutuhan masyarakat 1,8 juta barel, padahal lifting minyak cuma 1,2 juta barel, 600 ribu barel adalah import,” jelas Dedie.
Hal ini yang secara tidak langsung terjadi pemanasan global saat ini, sehingga bagaimana pengusaha juga mulai memikirkan bisnis yang green dan ramah lingkungan.
Jangan kita mempercepat kehancuran bumi. Dalam skala kota, pasokan suplai sayur mayur srkarang sudah mulai berkurang, telur dan ayam karena harga pakan tinggi akibatnya harga melonjak,” tekannya.
Adapun dalam Muskot , Zulfikar Priyatna secara resmi terpilih sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bogor periode 2023-2028. Pria yang kerap disapa Kang Zul ini menggantikan Ketua sebelumnya, Sukoco yang telah habis masa jabatannya.
Pemilihan ketua dilakukan dengan cara voting antara dua calon yang bersaing yakni Herdiyan Nuryadin dan Zulfikar Priyatna. Alhasil, Zulfikar Priyatna meraih 29 suara dari total 35 perusahaan.(Ozi)
Tags: Dedie Rachim
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut