Diguyur Hujan Terus, Eks Korban Longsor Ketakutan

longsorIST: Longsor.(foto: asz/net)

Caringin, HRB – Hujan deras beberapa hari terakhir mengguyur wilayah Selatan Kabupaten Bogor dan sekitarnya, menyisakan kekhawatiran bagi sebagian warga, terutama warga yang bermukim di kawasan rawan bencana longsor dan banjir.

Seperti kekhawatiran yang dirasakan Khoeriah, salah seorang warga di Desa Muarajaya, Kecamatan Caringin yang rumahnya sempat tertimpa longsor beberapa tahun lalu.

Menurutnya kekhawatiran itu wajar adanya, karena tebingan setinggi enam meter yang berada tepat di atas rumahnya itu masih menjadi ancaman serius baginya dan anggota keluarga lainnya.

“Ya kalau kuatir mah masih, namanya juga pernah jadi korban longsor, tapi kalau sekarang sih lahaola saja, dan tebingan ini sudah banyak ditumbuhi pepohonan, paling tidak jadi penahan tanah,” ujar ibu beranak tiga itu.

Selain rumahnya, lanjut dia, terdapat beberapa rumah warga lainnya yang memang berada di bawah tebing yang dipenuhi semak belukar tersebut.

“Ya ada beberapa rumah lainnya. Tapi rumah saya yang paling dekat dengan tebingan ini. Di atas tebing ini ada kebun, banyak tanaman, jadi tidak se khawatir kalau di atasnya itu lahan gundul atau ada turap beton sih. Dulu di tebingan ini cukup lama dipasang terpal, agar tanah tidak tergerus,” terangnya.

Namun begitu, dirinya mengaku tetap waspada. Terlebih saat ini hujan deras kerap menyisakan banyak musibah, seperti di Kecamatan Cijeruk, Cisarua serta di wilayah – wilayah lainnya di Selatan Kabupaten Bogor.

Baca juga:  Kebun Raya Bogor Hadirkan Pertunjukan Seni Budaya Sunda

Enoh, warga Kampung Raweuy, Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong, juga memiliki kekhawatiran serupa. Sebab rumahnya berada persis di atas tebingan setinggi lima hingga enam meter. Bahkan diakuinya beberapa tahun lalu, bagian depan rumahnya nyaris tergerus longsor.

Meski masih sempat tertanggulangi, namun kondisi cuaca saat ini tetap dianggap sebagai sebuah ancaman yang berpotensi menyebabkan peristiwa longsor dan banjir.

“Jujurnya sih was – was, tapi ya mau bagaimana lagi. Cuma ini rumah saya dan keluarga. Untungnya sih tebing masih banyak ditumbuhi tanaman yang berfungsi menahan tanah,” tandasnya.

Meski tak sempat mengalami peristiwa tragis seperti peristiwa longsor yang terjadi di sejumlah wilayah lainnya, namun tidak dipungkirinya jika dirinya tetap dihantui perasaan was – was saat hujan deras mengguyur.

Selain dirinya, kekhawatiran yang sama juga dirasakan beberapa warga lainnya di kampung tersebut yang bermukim di tepi bantaran sungai Cisadane. Terlebih kata warga, saat hujan deras, air sungai bisa meluap hingga beberapa meter.

Bahkan, jembatan penghubung yang terbuat dari material bambu dan biasa digunakan sebagian warga Kampung RW 02 itu sempat beberapa kali terseret arus.

“Lebih dari lima kali di bangun dan terseret air. Kalau hujan, air sungai naik ke darat. Dulu saja laham pemakaman yang gak jauh dari rumah saya sempat tergerus air, makanya kuatir,” kata Suhaebah, warga sekitar yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari sungai Cisadane.(asz)

Tags: , , , ,