Dinas Lingkungan Hidup Dorong Optimalisasi Bank Sampah

Bank SampahDinas Lingkungan Hidup Dorong Optimalisasi Bank Sampah.

Bogor Barat, HRB – Permasalahan sampah plastik di Kota Bogor masih harus terus ditanggulangi karena sampah plastik masih ditemukan berserakan di banyak lokasi. Seperti data yang dikemukakan Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kota Bogor, 13 persen sampah dari 600 ton yang dihasilkan di Kota Bogor diantaranya berupa plastik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Denny Wismanto menjelaskan, saat ini baru 76 persen sampah berhasil ditangani di Kota Bogor. “Sampah ini hampir setiap harinya 600 ton. Kalau kita tidak mengakomodirnya tentu ini akan menjadi permasalahan. Persoalan sampah sebanyak itu memang tidak bisa semuanya ditangani,” kata Deny kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).

Ia menyebutkan, berbagai strategi terus dilakukan oleh DLH. Upaya itu, saat ini diwujudkan dengan hadirnya ratusan bank sampah yang ada di Kota Bogor. “Di Kota Bogor ada 300 lebih. Disini yang aktif baru sekitar 100 lebihan. Itu kita lakukan pembinaan terus. Sisanya kemana? Ya harus ada upaya pengurangan sampah,” imbuh Deny.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bogor Feby Darmawan, mengungkapkan, selama pandemi covid-19, limbah yang berasal dari rumah tangga menjadi penyumbang terbanyak dibandingkan sampah yang berasal dari sektor usaha maupun pariwisata.

Sampah yang berasal dari rumah tangga tersebut hingga 60 persen. Adanya peningkatan sampah domestik disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya saat penerapan Work From Home (WFH). “Saat PPKM kita cukup ketat, orang-orang kan pada WFH sehingga kebanyakan membeli makanan dari luar, misal melalui Go Food dan sebagainya,” jelas Feby.

Baca juga:  Belum Masa Kampanye, Baliho Caleg Bertebaran, Siapa Bertanggung Jawab?

Peningkatan timbulan sampah ini, bisa mencapai 625 – 650 ton per hari sampah yang dibuang ke TPS Galuga. Adapun upaya DLH dalam mengurangi sampah yakni memanfaatkan TPS3R yang tersebar di Kota Bogor. “Kita memiliki 30 lokasi TPS3R, disana sampah-sampah akan di pilah organik dan non organik, kemudian kita jadikan pupuk kompos dan pakan maggot,” bebernya.

“Untuk yang bukan organik diolah di bank sampah. Bank sampah kita memiliki 300 kurang lebih, tetapi yang aktif ada 150an karena pandemi cukup membuat vakum bank sampah di sekolah-sekolah karena tidak ada timbulan sampah,” tambah Feby.

Untuk itu, Feby mengajak kepada masyarakat Kota Bogor khususnya untuk membiasakan mulai dari sekarang memilah sampah dari sumbernya, memisahkan sampah organik dan non organik, misal sampah organik digunakan menjadi pakan maggot. Sedangkan sampah non organik setorkan ke bank sampah karena memiliki nilai ekonomis seperti plastik, kertas, kardus dan sebagainya.

“Kalau ada tempat yang memungkinkan di setiap RT itu bisa membuat bank sampah unit, kalau perlu sosialisasi juga kami siap terjun langsung memberikan edukasi kepada masyarakat. Bisa juga sampah organik disetorkan ke TPS3R kalau ada di wilayahnya untuk dijadikan pakan maggot maupun dijadikan pupuk kompos,” pungkasnya. (Gin)

Tags: