Dishub Sebut Truk Tambang Banyak Yang Bodong

Ciampea, rakyatbogor.net Dokumen yang dimiliki supir truk tambang yang melintasi ruas jalan di Kabupaten Bogor,  masih banyak yang bodong. Para supir angkutan barang khusus  tambang  ternyata tidak pernah membawa buku KIR, STNK  dan SIM pada saat melintasi jalan raya.

” Coba tanya saja ke supir truk tambang. Pasti mereka tidak membawa dokumen lengkap. Para supir tambang itu tidak pernah membawa STNK, SIM maupun buku KIR,” kata, Muhamad Tohid, pegawai Dinas Perhubungan ( Dishub) Kabupaten Bogor, yang biasa berjaga mengatur arus lalulintas  di Pos Pam Ciampea.

Tohid mengatakan, setiap kali pihaknya memeriksa sejumlah supir truk tambang yang melanggar. Pihaknya tidak bisa melakukan tindakan tegas. Sebab, para sopir truk itu tidak pernah menunjukan dokumen kendaraannya. Hal itu, kata Tohid, yang membuat petugas Dishub tidak bisa menyita dokumen kendaraan yang melanggar. Sedangkan pihaknya  tidak munggkin untuk menahan truk tersebut, karena harus memakan lahan yang luas. Apalagi dalam melakukan pemeriksaan truk tambang harus didampingi aparat kepolisian.

” Sebab, yang harus menindak truk yang tidak dilengkapi dokumen itu adalah pihak kepolisian. Sedangakan sejak ada pandemi Covid 19, tidak ada lagi oprasi gabungan antara Petugas Dishub dengan aparat kepolisian,” kata Tohid.

Baca juga:  Penggarap Pasirbuncir Pertanyakan Dasar MNC Kuasai Lahan

Tohid menjelaskan, terkait adanya Peraturan Bupati Bogor soal diberlakukannya  jam oprasi truk tambang. Pihaknya belum mendapatkan aturan turunannya  dari Dishub Kabupaten Bogor. Meski demikian, pihaknya terus berjaga untuk mengurai kemacetan  arus laluintas di jalan raya. Untuk wilayah Bogor Barat, kata Tohid  sudah ada sekitar 70 petugas yang berjaga di tiga Pos Pam. Yaitu, ada 25 petugas yang berjaga di Pos Pam Laladon, 15 petugas berjaga di Pos Pam Ciampea dan 30 petugas berjaga di Pos Pam Leuwiliang. Mereka berjaga secara bergantian sesuai jadwal piket yang telah ditetapkan

” Sejak ada aturan Bupati Bogor soal jam oprasi truk tambang. Kami sudah jarang melihat lagi   antrian truk tambang yang melintasi di jalan raya Leuwiliang hingga Dramaga. Sekalipun ada, hanya beberapa truk saja,” kata Tohid. (HN)