DPRD Kota Bogor Jadwalkan Tinjau Langsung ke Lokasi, MUI Desak Pemkot Selesaikan Bangunan Masjid Agung

Kota Bogor – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, KH. Muhammad Mustafa Abdullah bin Nuh, minta kepada pihak terkait untuk secepatnya dapat menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang diketahui mangkrak selama lima tahun.

“Saya tidak tahu permasalahannya seperti apa pada awalnya. Namun, saya berharap kepada pihak terkait agar bisa secepatnya menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor itu,” tegas Mustafa kepada Pelita Baru, Senin (8/11/2021).

Menurut  Mustafa atau lebih dikenal dengan sebutan nama Toto ini, dilihat dari fungsinya, keberadaan Masjid Agung Kota Bogor cukup strategis dan menjadi kebutuhan ummat, khususnya warga sekitar lokasi masjid itu.

“Saya sendiri pernah, kalau tidak salah, tiga Jumat yang lalu, kebetulan sedang berada di sekitar Masjid Agung. Mencari masjid susah, sampai harus shalat di masjid yang ada di Telkom,” ujar Toto lagi.

Ketika ditanya adanya kekisruhan terjadi keterlambatan pembangunan masjid itu, Ketua MUI ini  berharap, masing-masing pihak pemilik tanggungjawab dan  kewenangan harus mau beritikad baik untuk segera menyelesaikan proyek yang sudah menelan anggaran mencapai Rp130 miliar itu.

“Tentunya, kami berharap bisa segera selesai. Karena bagaimana pun, Masjid Agung Kota Bogor adalah dambaan warga Kota Bogor ini. Kepada pihak terkait, agar segera menemukan solusi terbaik supaya pelaksanaan pembangunan Masjid Agung Kota Bogor itu bisa segera terwujud dan tidak terkendala lagi,” imbuhnya.

Dilain pihak, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Eka Wardhana menyebut bahwa pembangunan Masjid Agung Kota Bogor menjadi salah satu perhatian utama jajaran legislatif. Oleh karenanya, dalam waktu dekat, jajaran anggota dewan akan segera melakukan tinjauan langsung ke lokasi pembangunan masjid tersebut.

“Masjid Agung Kota Bogor harus menjadi prioritas kami. Dan saat ini, kami tengah mencari jadwal untuk melakukan kunjungan dan melihat langsung proses pelaksanaan pembangunan di lapangan. Hal ini merupakan salah satu tugas kami sebagai wakil rakyat untuk bisa mengawasi secara langsung,  supaya proses pembangunan tidak kembali menjadi mangkrak,” tegasnya.

Eka pun berharap  pembangunan Masjid Agung Kota Bogor itu harus dapat segera diselesaikan, dimana nantinya agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang sudah mendambakannya sejak lama itu.

“Kita akan terus awasi pelaksanaan pembangunannya. Tentunya, kita berharap Masjid Agung Kota Bogor bisa selesai dan digunakan oleh warga untuk beribadah dengan nyaman,” tuturnya.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Chusnul Rozaqi menyatakan, akan meminta kontraktor untuk memaksimalkan pengerjaan dengan menambah pekerja, waktu kerja dan menambah alat.

“Artinya, kalau sudah ditambah, ada satu grup pekerja di sisi belakang dan satu grup di sisi samping. Kita fokus dulu struktur atap, atap dan kolom spiral hingga akhir tahun ini. 2022 kita fungsionalkan sampai kepada lantai dan interiornya. Tahun 2023 dilanjutkan fasad dan extension-nya yang akan terintegrasi dengan alun-alun,” pungkasnya.

Baca juga:  Belum Ada Pasar Berstandar SNI, Disdagin dan Pasar Tohaga Satu Atap Beda Jalan

Seperti diketahui sebelumnya, pembangunan Masjid Agung Kota Bogor itu tercatat sudah sekitar lima tahun lamanya mangkrak proses pembangunannya.

Gonjang-ganjing seputar polemik ini pun bermunculan dari sejumlah kalangan. Bahkan, tak sedikit yang melihat kegagalan demi kegagalan pada proyek ini akibat adanya dugaan korupsi dan nepotisme.

Pengamat pembangunan dan politik Bogor, Yusfitriadi misalnya. Ia menilai proyek pembangunan Masjid Agung Kota Bogor bukanlah proyek kecil. Apalagi dana yang disediakan untuk salah satu ikon Kota Hujan ini cukup fantastik, Rp130 miliar.

“Artinya apa?, artinya proyek ini tidak direncanakan dalam satu tahun. Dan ada perencanaan yang matang. Nah kenapa, mangkrak tapi belum juga ada tindakan tegas dari hasil laporan BPK?. Apalagi ini kan dana hibah, bukan tidak mungkin ada permainan antara BPK dan Pemkot Bogor sendiri,” papar Yus kepada Pelita Baru, belum lama ini.

Selain soal laporan, kata Yus, seharusnya Pemerintah Kota Bogor juga terbuka terkait progess pembangunan. “Nah, kalau terbuka akan ketahuan dimana salahnya dan siapa yang salah. Kalau Pemkot ya harus bertanggungjawab, kalau pihak ketiga, ya tinggal diproses hukum saja,” sebut Yus.

Menyikapi banyaknya sorotan terhadap pembangunan Masjid Agung Kota Bogor, Wali Kota Bima Arya Sugiarto pun mendatangi lokasi, akhir pekan lalu. Selain meninjau langsung kendala dilapangan, politisi PAN ini pun berjanji akan kembali merogoh kocek APBD sebesar Rp31 miliar untuk percepatan pembangunan proyek yang mangkrak selama lima tahun itu.

“Tahun ini pengerjaan Masjid Agung fokus untuk membangun atap dan kolom spiral. Hari ini saya cek sudah 37 persen. Ada deviasi sekitar 9 persen,” ungkap Bima di sela-sela kunjungannya.

Dia menyebut ada faktor cuaca dan teknis yang mempengaruhi pengerjaan. “Saya minta ditambah pekerjanya dari yang sekarang. Kemudian shift-nya juga ditambah. Tetap menjaga kualitas dan safety diperhatikan. Saya tidak mau ada keterlambatan. Jadi diusahakan kerja keras supaya tepat waktu. Karena ditunggu umat muslim se-Kota Bogor,” ujar Bima.

Bima juga menegaskan, dirinya akan mengawasi proyek tersebut secara intens. “Saya akan awasi terus. Saya akan intens mengawasi ini bersama dinas, bersama camat untuk memastikan pengerjaan ini tepat waktu,” tegasnya.

Pengerjaan fase ini dianggarkan Rp 31 miliar dan diharapkan bisa terserap maksimal hingga akhir 2021. Untuk tahun depan, lanjut Bima, akan dianggarkan Rp27 miliar. “Ini nanti akan membangun interiornya sehingga Insya Allah akhir tahun depan sudah bisa dimanfaatkan untuk ibadah. Kemudian 2023 berlanjut lagi extension untuk nyambung ke alun-alun, termasuk fasad-fasad sehingga terintegrasi dengan alun-alun,” beber Bima. (fuz)

Tags: , ,