Fasien Covid-19 Meningkat, Dinkes Kabupaten Bogor Kelimpungan

Foto : ilustrasi

Cibinong – Makin meningkatnya data pasien yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Bogor, membuat Pemerintah Kabupaten Bogor saat ini kelimpungan.

Pasalnya, melonjaknya pasien virus ini berdampak juga pada makin menipisnya pasokan tabung oksigen yang dibutuhkan.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Dedi Syarif  mengakui, kekurangan tabung oksigen tersebut akibat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 92,42 persen.

“Kita kekurangan oksigen untuk pasien Covid-19. BOR kita sudah mulai penuh,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dedi Syarif, Kamis (24/6/2021).

Dedi menyatakan, selain dari warga sipil peningkatan  pasien Covid-19 juga diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar virus tersebut.

“Nakes yang terpapar Covid-19 juga meningkat tajam. Tapi, sampai saat ini kami mendapatkan data  Nakes yang terkonfirmasi positif mencapai 90 orang. Jika seperti ini, kami juga bingung siapa yang akan menangani pasien yang sudah banyak,” katanya.

Tingginya angka kasus positif Covid-19 membuat beberapa rumah sakit mendirikan tenda darurat untuk menampung para pasien Covid-19 yang melonjak. Salah satunya di RSUD Cibinong, yang mendirikan tenda darurat khusus di areal pekarangan parkir kendaraan.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Ade Yasin dalam konferensi pers secara virtual menyampaikan, peningkatan data pasien dari pasca Hari Raya Idul Fitri lalu mencapai lebih 75,8%.

“Jadi total pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 kurang lebih 19 ribu warga. Dan sebagian besar berada di usia produktif yaitu antara 20 hingga 49 tahun,” papar Ade Yasin.

Baca juga:  Soal Kurang Bayar Pajak Pph Rp.6,5 Milyar Di Dispora, Inspektorat Nilai Bendahara Harus Bertanggungjawab 

Untuk mengantisipasi kembali melonjaknya jumlah pasien. AY pun mengatakan, akan memberikan instruksi kepada seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 baik rumah sakit daerah maupun swasta, untuk menyediakan 30% dari daya tampung rumah sakit.

AY pun mengatakan, menutup sementara kegiatan pelayanan di beberapa instansi pemerintah akibatnya adanya aparatur sipil negara (ASN) yang terpapar Covid-19. “Beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor, ditemukan kurang lebih 91 orang pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga, agar penyebarannya tidak semakin meluas kami hentikan dulu operasional pelayanannya. Sementara untuk dinas-dinas yang lainnya kita kurangi menjadi 50%,” katanya.

Untuk itu, Ade Yasin yang juga Bupati Bogor menyatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor memutuskan memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kebijakan tersebut dibuat menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 hingga membuat keterisian rumah sakit hampir penuh.

“Pengetatan PPKM skala mikro ini berlaku sampai 14 hari,” kata Ade.

Ade menegaskan bahwa ada perubahan Surat Keputusan (SK) PPKM skala mikro berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021. Untuk itu, dirinya akan menindaklanjuti instruksi tersebut dengan cara mengurangi jam operasional dan memperkecil jumlah kapasitas orang atau pengunjung.

“Pengurangan jumlah pengunjung dari 50 persen menjadi 25 persen dari kapasitas ruangan maupun luas bangunan operasional. Begitu juga akan ada pengetatan jam operasional, yaitu satu jam lebih awal ditutup,” tutup Ade. (Dik/Irv)

 

Tags: ,