Cileungsi, HRB – Kalangan masyarakat mendorong agar dinas Terkait di Pemerintah Kabupaten Bogor, segera menyikapi keberadaan gudang daging milik PT. Wijaya Pangan Utama di Desa Mekarsari – Kecamatan Cileungsi, yang mendapat protes dari warga sekitar lantaran kerap mengeluarkan bau menyengat yang mengganggu kenyamanan warga sekitar.
“Kami minta instansi terkait di pemerintahan, baik itu tingkat desa, kecamatan hingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, untuk segera merespon atas keluhan warga tersebut,” kata tokoh Pemuda Cileungsi, Prasetya, kepada Rakyat Bogor, Selasa (18/10/2022).
Pihaknya menyayangkan adanya informasi dari masyarakat sekitar yang terkesan tak ditanggapi, terkait keluhan tersebut. Dari pengakuan masyarakat yang sebelumnya sudah melaporkan hal ini, baik ke pihak perusahaan maupun Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
“Jika memang benar adanya keluhan warga yang tidak direspon, berarti ada apa dengan Pemdes dan Kecamatan,” sindirnya seraya menambahkan bahwa protes warga terkait polusi udara tersebut kerap tidak ditanggapi oleh pihak perusahaan maupun Pemerintah Desa serta Kecamatan setempat.
Bahkan, lanjut Prasetya, sejumlah warga mengaku pernah melaporkan dugaan pencemaran udara tersebut kepada pihak desa, namun tidak ada tanggapan serius dari Kepala Desa Mekarsari.
“Dari informasi warga yang tinggal dekat dengan gudang, mengaku sangat terganggu karena baunya bikin mual pas sedang ada kegiatan produksi. Namun sayang, keluhan warga itu tak pernah direspon oleh pihak berwenang,” jelasnya.
Senada, Topik (40) mengatakan jika aktivitas bongkar muat gudang dan produksi di perusahaan sudah berlangsung selama bertahun-tahun, dan selama itu pula warga merasakan dampak bau yang keluar dari gudang tersebut.
“Warga sudah melaporkan keluhan ini kepada pemerintah desa, tapi entah mengapa tidak ada tindak lanjutnya atau minimal responsnya. Karena baunya masih saja tetap keluar dan mengganggu warga,” ujarnya.
Dia menjelaskan, jika sebelumnya pihak warga memang sudah diberikan kompensasi dari perusahaan terkait dampak lingkungan yang muncul akibat aktivitas pergudangan daging tersebut.
Namun, proses distribusi kompensasi tersebut tidak jelas dan tidak tepat sasaran. Karena faktanya, masih banyak warga yang tinggal di dekat gudang justru tidak mendapat kompensasi.
“Sebulan kompensasi dari perusahaan hanya 100 ribu rupiah, itu sangat tidak sebanding dengan ketidaknyamanan kami yang harus merasakan bau busuk setiap hari,” bebernya.
Warga berharap, pihak pemilik gudang melakukan perbaikan dalam pengelolaan dan proses produksi sehingga dapat menghilangkan dampak bau yang sangat merugikan warga.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka warga akan terus melakukan protes terhadap keberadaan gudang tersebut. “Ya kami kan hanya rakyat kecil yang suara dan protes kami jarang di dengar oleh pihak pemerintah dan pemilik gudang,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari, Tarsih yang dikonfirmasi terkait keluhan dan protes warga tersebut, masih enggan berkomentar. Sebab, Komfirmasi lewat pesan singkat maupun telepon secara berulang kali, belum juga direspon oleh salahsatu Kades perempuan di Kecamatan Cileungsi itu. (Asb)
Tags: Gudang daging, Mekarsari
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor