Cisarua, rakyatbogor.net – Melonjaknya harga kacang kedelai di pasaran yang kini mencapai Rp 1,2 juta per karungnya dengan isi bersih 50 kilo gram, menjadi beban tersendiri bagi para produsen tahu dan tempe, tanpa terkecuali bagi para pedagang. Mereka pun meminta pemerintah kembali menurunkan harga bahan baku olahan berbagai jenis makanan tersebut.
Seperti dituturkan Kembar, salah seorang pedagang di kawasan Puncak, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor yang menyebutkan kenaikan harga kedelai melesat jauh dari harga sebelumnya yakni Rp 750 ribu menjadi Rp 1,2 juta per karung.
“Ya naiknya sangat jauh kan, dan itu jelas sangat memberatkan kami. Kami jadi bingung dagangan kami harus dijual dengan harga berapa ke pembeli. Kami juga tak mau merugi,” keluhnya.
Karena itu, lanjut dia, dalam waktu dekat ia pun terpaksa akan menaikan harga tahu dan tempe di warungnya dengan kenaikan harga berkisar 1000 hingga 2000 rupiah dari harga jual sebelumnya.
“Kami pernah menggelar aksi demo kenaikan harga tahu dan tempe pada tahun 2008 silam, namun saat itu tidak ada tanggapan dari pemerintah. Nah sekarang kalau kita harus mogok dagang atau mogok produksi, siapa yang akan menggung kebutuhan kita,” tandasnya.
Karena itu, sebagai pedagang, Kembar pun tidak bisa berbuat banyak dan akan mengikuti perkembangan harga di pasaran. Kata dia, tempe yang biasanya dijual dengan harga 4000 akan naik menjadi 5000 rupiah.
Kurniawan, pedagang lainnya meminta pemerintah lebih bijak dalam memberlakukan kenaikan harga. Karena dampaknya sangat dirasakan oleh para pedagang ataupun perajin, termasuk para konsumen.
“Ya bicara kebijakan, artinya harus sebijak mungkin dong. Terutama seperti kami para pedagang kecil
dan pengusaha kecil lainnya sangat merasakan dampak dari kenaikan harga. Tolong carikan solusinya agar harga kedelai kembali turun,” pintanya.
Dampak dari kenaikan harga juga dirasakan Hj Tuti, salah satu perajin tahu di kawasan tersebut. Dengan harga kedelai yang terus melonjak, ia mengaku terbebani. Karena kata dia, kenaikan harga dengan biaya produksi dan lain-lain sangat tidak seimbang.
“Pikirkan kelanjutan usaha kami, karyawan kami, usaha kami cuma usaha kecil. Tolong pemerintah lebih bijak menyikapi ini. Lihat di lapangan, apa saja dampak dari kenaikan harga, siapa saja yang kena imbas dari kenaikan harga,” cetusnya.(dang)
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor