Parungpanjang, rakyatbogor.net – Pengrajin tempe dan para pedagang pasar di Parungpanjang Kabupaten Bogor, akan ikut melakukan aksi mogok berjualan secara serentak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Salah satu pengrajin bernama Tasirin (30) merupakan warga Kampung Sukamanah dua RT 02/04 Desa Parungpanjang Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor, minggu pagi adalah hari terahir berjualan.
“Kita selaku produsen tempe dan tahu akan melakukan mogok produksi selama tiga hari dimulai sejak hari Senin hingga Rabu,” ungkap Tasirin (30) Pengrajin tempe tahu di Parungpanjang, Minggu (20/02/2022).
Ia mengatakan, mogok produksi ini untuk menyinggung pemerintah agar mendengar keluh kesah para pengrajin tahu tempe dan para pedagang tahu tempe bahwasanya harga kedelai sedang naik mahal.
Menurutnya, harga perkilo kacang kedelai mencapai Rp 12 Ribu, yang sebelumnya hanya Rp 9 Ribu. Mudah-mudahan pemerintah segera menurunkan harga kacang kedelai menjadi harga standar.
“Sampai saat ini informasi harga kedelai naik cukup mahal, dan kita tidak bisa menjual tempe tahu seperti harga biasa, dengan adanya aksi mogok produksi agar pemerintah bisa menurunkan harga standar,” tuturnya.
Sementara itu pedagang tempe tahu di Pasar tradisional Parungpanjang Warnadi mengatakan, mulai senin besok dirinya beserta pedagang lain tidak akan berjualan karena pengrajin tahu tempe akan mogok produksi.
“Saya akan di rumah saja, tidak berjualan karena bakal ada aksi mogok jualan. Semenjak naik kacang kedelai harga jualan tempe tahu ini terus naik, mudah-mudahan pemerintah bisa segera mengendalikan harga kacang kedelai,” pintanya.
Sementara, di Pasar Parung dampak dari melonjaknya harga kedelai di pasaran Ukuran tahu dan tempe di pasaran mulai mengecil gara-gara kenaikan harga kedelai di tingkat produsen. Seperti di Pasar Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Dari pantauan HRB di Pasar Parung harga tahu tempe tidak ada kenaikan. Kendati demikian sejumlah pedagang mengeluh mengecilnya ukuran.
Arif (38) Pedagang tempe di Pasar Parung mengatakan, untuk ukuran tempe mulai mengecil dari yang biasanya tempe berukuran panjang 10 lebar 5 centimeter dengan tebal 3 centimeter, kini menjadi lebih kecil 1 centimeter.
“Katanya karena harga kedelai naik jadi ukuran tempenya lebih kecil. Tapi harganya tetap,” kata Arif.
Keluhan serupa juga diungkapkan Usman (50) pedagang tahu di pasar yang sama, yang menyatakan jika ukuran tahu sudah menipis sejak satu bulan terakhir. Kendati demikian tidak ada perubahan yakni tetap dengan harga 1000 rupiah per iris.
“Ukuran tahu jadi agak tipis tapi harganya tetap. Seperti ini sudah sejak satu bulan ini ukurannya agak tipis ini. Ada yang komplain sih, kok agak tipis,” ungkap Usman.
Seperti diberitakan sebelumnya, para pedagang tahu tempe mengatakan, telah menjual tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil daripada biasanya pada pekan ini.
Langkah ini menurutnya, diambil untuk mengimbangi kenaikan harga kedelai di tingkat produsen yang ikut terkerek akibat gejolak harga internasional. (Yan/Yon)
-
Kirab Merah Putih 1001 Meter Akan Dihelat Di Kebumen, Catat Tanggalnya
-
Distributor Kopgim Tandatangan SPJB dengan Kios Pupuk Bersubsidi Bogor
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor