Kota Bogor – Selain mengalami lonjakan harga, ketersediaan minyak goreng juga mulai terbatas di Bogor. Pedagang sembako di beberapa pasar tradisional mengeluhkan kondisi tersebut karena berdampak terhadap pendapatan mereka.
Ika, salah seorang pedagang sembako di Kota Bogor mengaku, penjualan minyak goreng yang selama ini menjadi salah satu andalan pendapatannya mengalami penurunan drastis.
“Duh susah sekarang. Udah harganya selangit, barang juga mulai susah sekarang. Padahal minyal goreng salah satu bahan sembako yang jadi andalan jualan saya,” tutur Ika.
‘’Pendapatan saya juga turun lumayan banyak. Waktu awal naik sih lumayan. Tapi kan sekarang barangnya gak ada,’’ tambahnya.
Selain itu kondisi yang sama jutga terjadi di Pasar Jambu dua. Sejumlah pedagang mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang berimbas terhadap sepinya pembeli. Harga minyak goreng sendiri saat ini mencapai lebih dari 45 persen atau setara Rp6.000 perkilo dan perliternya.
Deden, salah seorang pedagang di Pasar Jambu Dua menuturkan, saat ini konsumenya terkaget-kaget ketika hendak membeli minyak goring. Sebab, harga minyak goreng curah saat ini sudah menyentuh angka Rp19.000 dari sebelumnya Rp13.000 perkilonya. Dan, minyak goreng kemasan dari Rp14.000 kini menjadi Rp20.000/liternya.
“Gini lah orang-orang kalau pada beli minyak pada kaget harganya tinggi. Bukan hanya minyak curah, tapi minyak kemasan juga lagi pada naik,” keluhnya kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).
Belum lagi, lanjutnya, saat ini ketersediaan minyak goreng di pasaran pun tengah langka. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena kenaikan harga sawit yang disebut merata di seluruh Indonesia.
Untuk itu, dirinya berharap pemerintah hadir menstabilkan kembali harga pasaran baik minyak goreng curah dan kemasaan.
“Pembeli juga menurun karena harganya naik jadi pengaruh juga sama pendapatan. Iya maunya normal lagi aja seperi semula,” ujar Deden.
Hal senada diungkapkan pedagang sembako lainnya, Usep. Menurutnya, dari hari ke hari harga minyak goreng terus melejit hingga berpengaruh terhadap pemasukannya.
“Naiknya sudah dari akhir bulan kemarin. Dampaknya pembeli menurun, penghasilan kita juga ikut turun,” katanya.
Untuk itu, Usep meminta pemerintah agar segera turun tangan mengatasi masalah ini. Sebab, informasi yang didapatnya bahwa kenaikan ini akan terus terjadi hingga akhir tahun nanti.
“Pemerintah harus hadir, masyarakat sudah resah soalnya. Yang saya tau sampe Desember akan naik terus. Mungkin kedepanya bisa lebih dari Rp20 ribuan,” katanya.
Ani, seorang pembeli meminta pemerintah agar memperhatikan warga yang ekonomi rendah. Sebab, minyak goreng merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat.
“Mungkin bagi yang memiliki uang tidak ada masalah ya, tapi bagaimana warga yang pendapatannya pas-pasan,” kata dia.
“Mudah-mudahan pemerintah dapat menstabilkankan kembali terutama terhadap kebutuhan sembilan bahan pokok. Karena bagaimana pun kita tetap aja beli walau mahal, karena kan kebutuhan pokok sehari-hari ya,” tandasnya. (djm)
Tags: Minyak Goreng, Pedagang sembako
-
Caleg Dapil 1 Irwan Setiawan Rebut Hati Masyarakat Harapanjaya dengan Pesta Rakyat
-
Dedie Rachim Cek Operasional Pasar Pamoyanan
-
Mendiamkan Masalah Lahan, Sembilan Bintang Somasi Camat, Kapolsek dan Danramil Cijeruk
-
Kejati Jabar Kerjasama Penanganan Hukum Dengan PT. Indonesia Comnets Plus