Cibinong, rakyatbogor.net – Sampah merupakan masalah yang hingga saat ini belum bisa dientaskan, tak terkecuali bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Bahkan, dari data yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), setiap hari warga Bumi Tegar Beriman menghasilkan sampah hingga 2.900 ton per-harinya.
Namun begitu, Kepala DLH Kabupaten Bogor, Asnan AP menyebut jika sampah bisa menjadi teman bagi warga. Hal itu diungkapnya saat menghadiri Seminar Nasional Inovasi Bank Sampah Indonesia di Olè! Suites Hotel & Cottage, Rabu (15/12/2021).
Sampah, kata Asnan jika diolah dengan tata cara baik, justru akan bisa memberikan manfaat ekonomi bagi warga. “Kini, di setiap desa sudah punya bank sampah bahkan ada yang memiliki lebih dari satu.
Jika diakumulasi total ada 500 bank sampah yang tersebar di berbagai daerah,” kata Asnan. Ia mengatakan, bank sampah dapat membantu perekonomian masyarakat. Bahkan, pihaknya akan melakukan jemput bola. “Sampah harus dikurangi.
Sampah harus dipandangi dua belah mata, bukan sebelah mata. Kami segera menggunakan aplikasi agar memudahkan operasional para pengelola bank sampah maupun warga,” jelasnya.
Jauh sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanudin menyebut, permasalahan sampah bukan masalah main-main karena sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Hal ini dikuatkan dengan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mencatat, dari 2.800 ton sampah setiap harinya, hanya 600 ton yang bisa tertangani.
Menurutnya, akibat dari kurang optimalnya pengelolaan sampah yang terjadi adalah penumpukan sampah di kanan-kiri jalan, kemudian sampah di kanan-kiri sungai, bahkan sungai dianggap tempat pembuangan sampah terbesar dan terpanjang. “Mental sebagian masyarakat kita untuk mengelola sampah dengan baik masih harus terus dibangun,” terang Burhan.
Karena itu, ia meminta seluruh perangkat daerah Kabupaten Bogor harus berbuat untuk menyelesaikan masalah sampah.
Terlebih saat ini, TPAS Nambo yang digadang menjadi solusi dalam penanganan sampah di Kabupaten Bogor belum juga terealisasi. “TPAS kita belum optimal, karena sebetulnya kita masih menumpang di TPAS Galuga.
Yang jelas masalah ini jadi masalah kita bersama, maka mari kita tanamkan dalam diri masing-masing kira-kira apa yang bisa kita perbuat untuk menyelesaikan masalah sampah. Selama Nambo belum beres kita harus punya strategi penanganan sampah di TPAS Galuga,” tandas Burhanudin. (fuz)
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat