Hati-hati! Penderita HIV di Kota Bogor Terus Bertambah

HIV AIDSIST: HIV AIDS.(foto: mpg/net)

KOTA BOGOR, HRB – Sepanjang bulan Juli tahun ini tercatat ada 16 kasus positif HIV AIDS baru yang terjadi di wilayah Kota Bogor.

Angka ini, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, menambah jumlah orang terkonfirmasi positif HIV selama periode Januari-Juli tahun 2022 yang jumlahnya mencapai 228 orang. Sehingga jumlah akumulasi penderita HIV di Kota Bogor kini sebanyak 5.567 orang.

Menurut dr. Tengku Yenni Febriana selaku Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilan (P3MS) Dinkes Kota Bogor, dari 16 kasus positif baru tersebut didominasi oleh laki-laki seks dengan laki-laki (LSL). Kasusnya bahkan mencapai separuh dari total jumlah kasus di bulan Juli.

Yenni menuturkan perilaku LSL memang menjadi pelaku paling beresiko terpapar virus HIV AIDS. Ia menyebut aktivitas seks melalui anal memiliki resiko mencapai 90 persen. Lebih besar dibandingkan perilaku seks melalui vagina yang angka resikonya 70 persen dan oral sebesar 40 persen.

Ia menambahkan, terkait dengan hal itu, Dinkes melalui Bidang Program HIV terus berupaya melakukan strategi penanganan HIV serta pemutusan rantai penyebarannya.

“Kita berusaha agar 95% orang yang hidup dengan HIV harus mengetahui status HIV mereka (tested), 95% orang dengan HIV menjalani pengobatan, dan 95% orang yang sudah menjalani terapi mengalami penurunan jumlah virus,” tuturnya.

Baca juga:  BBM Pertalite Masih Langka, Warga Mulai Mengeluh

Kemudian, dilakukan pemeriksaan HIV pada 8 kelompok yang menjadi sasaran utama di antaranya ibu hamil, pasien tuberkulosis (TB), pasien dengan infeksi menular seksual (IMS), LSL, waria, wanita pekerja seks (WPS), warga binaan pemasyarakatan (WBP), dan pengguna narkoba suntik (Penasun).

Dan pada saat ini, tambah Yenni, ada 8 Rumah Sakit dan 5 Puskesmas di Kota Bogor yang telah membuka pelayanan untuk kasus HIV sekaligus menyediakan obat HIV. Pihaknya mengarahkan bagi warga yang terkonfirmasi positif untuk secepatnya mengikuti program minum obat secara rutin.

Program minum obat pada orang dengan HIV (ODHIV), lanjut dia, merupakan solusi terbaik yang dapat dilakukan. Karena program tersebut dapat menurunkan jumlah virus dalam tubuh ODHIV sekaligus mengurangi potensi penularan HIV AIDS.

Dinkes juga melancarkan sosialisasi gerakan ABCDE untuk mencegah penyebaran HIV. “ABCDE itu terdiri dari abstinance itu tidak berhubungan seks di luar nikah, be faithful yaitu saling setia dengan pasangan, penggunaan kondom, don’t use drugs dan menggunakan peralatan steril,” pungkasnya. (MPG)

Tags: