Inovasi “Mata Dewa”Wujudkan Data Desa Presisi  

Cibungbulang, HRB

Aplikasi “Mata Dewa” merupakan Big Data yang dimiliki Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang yang sudah berorientasi by name by address. Aplikasi ini menjadi bagian dari 11 inovasi yang diusung Kepala Desa Sukamaju, Cucum Ratna Suminar pada Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023.

Desa Sukamaju merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Cibungbulang, dengan luas wilayah 200 hektar, dengan jumlah penduduk 8.415 jiwa, terdiri dari 3 dusun, 9 RW dan 26 RT dan masuk desa cepat berkembang. Selama dua tahun, Desa Sukamaju telah menghasilkan 11 inovasi mencakup Bidang Pemerintahan, Kewilayahan dan Kemasyarakatan, di dalamnya ada 4 inovasi unggulan.

Mata Dewa adalah implementasi dari data desa presisi, yang merupakan data dengan tingkat akurasi dan ketepatan yang tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa. Karena data itu diambil, divalidasi dan diverifikasi dengan tingkat keakuratan yang baik.

Kepala Desa Sukamaju, Cucum Ratna Suminar menjelaskan Mata Dewa atau Skema Data Demografi Warga merupakan inovasi bidang pemerintahan, pembuatan aplikasi berbasis IT yang digunakan untuk dapat melihat profil desa, seperti kondisi infrastruktur, data profil tiap rumah, status sosialnya, penerima bantuan dan bayi status stunting.

“Manfaatnya Pemerintah Desa Sukamaju dapat mengetahui secara cepat profil Desa Sukamaju dan warganya per rumah, sehingga permasalahan dapat diketahui secara detail, termasuk wilayah-wilayah yang direncanakan dibangun,” jelas Cucum.

Di dalamnya, kata Cucum, ada data mengenai Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi, dan Indeks Ketahanan Lingkungan. Cara mengaksesnya dengan masuk ke alamat visidesa.com selanjutnya masukkan username dan password.

Sekretaris Desa Sukamaju, Zulfi Irfani lebih lanjut menjabarkan, Mata Dewa ini berkaitan dengan seluruh data-data yang ada di Desa Sukamaju. Jadi asal-muasalnya adalah sumber permasalahan dan aspirasi masyarakat yang ada di desa kita rangkum bersama, sehingga terbentuklah inovasi Mata Dewa sebagai Big Data nya Desa Sukamaju.

Baca juga:  Jalan Perbatasan Kabupaten Bogor Rusak Berat, UPT Jalan Ciawi Dan DPUPR 'Tutup Mata'

“Peruntukannya untuk memonitoring sarana prasarana umum, mana yang sudah dibangun atau yang belum dibangun oleh pemerintah desa. Data status sosial masyarakat, data kemiskinan, kesehatan, stunting dan lain sebagainya,” ujar Zulfi.

Soal data stunting, kata Zulfi, di Desa Sukamaju pada tahun 2021 ada 33 kasus yang ditemukan, maka data tersebut kita masukan ke Mata Dewa, yang merupakan landasan dari perencanaan pembangunan desa. Jadi segala macam perencanaan basis datanya adalah Mata Dewa.

“Ketika ada kasus stunting yang harus kita tangani, maka kita lakukan monitoring berdasarkan data dari Mata Dewa. Selanjutnya terciptalah inovasi lainnya seperti KITA BESTI atau Kelas Ibu dan Balita Bebas Stunting, dan KISMISS atau Kelas Ibu Sedang Hamil Agar Selalu Sehat,” katanya.

Ia menambahkan, data yang sudah ada selanjutnya kita proses, dan alhamdulillah berhasil kita turunkan di tahun 2023. Semula ada 33 kasus stunting kini tinggal 12 kasus, yang tentunya terus kita kejar penurunannya hingga terwujud zero case atau tidak ada kasus sama sekali.

“Ke depan kita akan terus memaksimalkan data yang ada di Mata Dewa, sehingga tidak hanya aspek sosial, melainkan aspek ekonomi, budaya, dan berbagai aspek lainnya di Desa Sukamaju masuk ke dalam Mata Dewa,” tandas Zulfi.

Zulfi berharap, desa bisa memaksimalkan perencanaan berdasarkan data yang akurat, sehingga kebijakan yang keluarkan bisa tepat sasaran dan lebih menyentuh masyarakat. Sehingga masalah kesehatan, kemiskinan, dan m

asalah lainnya bisa teratasi.( Fex)