Investasi PDAM Tirta Kahuripan Di Leuwiliang Mubazir, Jarak Satu KM Hanya Melayani Satu Pelanggan

Leuwiliang, rakyatbogor.net – Pembangunan jaringan pipa distribusi milik Perumda Air Minum Tirta Kahuripan di Desa Barengkok hingga Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, mubazir. Sebab, jaringan pipa berdiameter 3 inc dan panjang sekitar 1 KM itu,  hanya ada dua Sambungan Langganan ( SL).  Kedua SL yang sudah mendapat pasokan air bersih dari Perumda Tirta Kahuripan itu, adalah pengrajin tahu yang ada di Desa Barengkok dan SMA Plus Liwaul Furqon yang ada Desa Karacak. Meski hanya ada dua SL, namun pihak instalasi produksi pengolahan air minum yang ada di Leuwiliang harus menaikan tekanan pompa dari 20 bar menjadi 27 bar.

” Pembengkakan biaya hanya dari listrik saja. Sebab yang awalnya hanya tekanan 20 bar, sekarang sudah dinaikan menjadi 27 bar,” kata Murdianto,  Kepala Unit Distribusi Instalasi Pengolahan Air Minum Geledug, Leuwiliang.

Murdianto mengatakan, jaringan pipa distribusi untuk ke Desa Karacak digabungkan dengan pipa distribusi untuk perumahan Madani yang ada di Kansas Desa Barengkok. Sedangkan, untuk perumahan yang ada di Kansas tersebut, dengan tekanan 20 bar saja, air yang masuk ke para pelanggan sudah benar benar kencang.

Baca juga:  Belum Genap Setahun Kopsyah BMI Lebarkan Sayap di 4 Desa di Nanggung

” Tekanan pompa sudah kami naikan menjadi 27 bar. Tapi kalau ada dua SL yang ada di Karacak masih kekurangan air, mungkin tinggal ada pembagian air saja. Sebab dengan tekanan 27 bar, air sudah bisa naik di ketinggian 20 meter dari instalasi pengolahan. Persoalan tersebut bukan kewenangan kami, tapi sudah menjadi kewenangan Perumda Tirta Kahuripan Cabang Pelayanan Leuwiliang,” kata Murdianto.

Sementara itu, pengrajin tahu yang ada di Desa Barengkok mengaku pasokan air bersih untuk produksi pembuatan tahu masih terasa bau kaporitnya. Untuk menghilangkan bau kaporit, terpaksa air pasokan dari instalasi pengolahan air bersih Geledug Leuwiliang tersebut harus dicampur dengan air biasa.

” Air dari Perumda Tirta Kahuripan itu, masih Terasa bau kaporitnya,” kata salah seorang pengrajin tahu yang enggan disebutkan namanya. (HN).