Nanggung, HRB
Sering terjadi kecelakaan kendaraan, Jalan raya Resimen Mahawarman tepatnya di jalan menurun Keramat Banteng menuju Kantor Desa Malasari, Kecamatan Nanggung dikeluhkan dan butuh perbaikan. Menurut sumber, pada tahun 2023 ini sudah ada sekitar 5 (lima) kali kejadian kecelakaan di jalan tersebut.
Pasalnya, selain kondisinya rusak, jalan tersebut menurun cukup panjang dan curam hingga warga sekitar menamainya dengan sebutan “Turunan Sirotol Mustaqim”.
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Malasari Suryati menyampaikan, pihaknya merasa keberatan jalan tersebut dilimpahkan ke Pemerintah Desa Malasari dan dianggap sudah tidak masuk dalam STA jalan Kabupaten Bogor.
Jalan itu, merupakan jalan utama selain untuk menuju Kantor Kecamatan juga merupakan akses guna menunjang perekonomian, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
“Sudah sekian lama belum ada penanganan dan perawatan jalan dari keramat banteng sampai desa malasari, saya pun bingung disisi lain banyak pengaduan dari masyarakat terkait jalan yang rusak ini,” ungkap Ucu, sapaan akrab Suryati saat dikonfirmasi wartawan kemarin.
Menurut dia, terakhir di tahun 2013 lalu pernah ada perawatan jalan namun sampai sat ini belum ada kembali perawatan.
“Adapun perawatan pernah ada di jalan kopo bukan di turunan Keramat Banteng menuju desa malasari itu pun di tahun 2020,” katanya.
Ucu mengatakan, rusaknya ruas jalan tersebut sering mengakibatkan kecelakaan kendaraan baik itu motor maupun mobil.
“Sampai terakhir di bulan juni tahun ini sudah terjadi lima kali kecelakaan di turunan tersebut,” katanya.
Tahun 2023 ini, sudah ada sekitar lima kali kejadian pengunjung baik itu wisatawan maupun orang yang hendak bersilaturahmi ke wilayahnya alami kecelakaan di jalan yang menurun tersebut.
“Sampai ada yang mengalami kecelakaan sampai putus jarinya bahkan menurut info masyarakat tahun-tahun sebelumnya kebelakang sampai ada korban jiwa meninggal dunia,” katanya.
Lebih lanjut, Ucu menyampaikan, setelah dia cek status jalan tersebut di tahun 2023 ini ternyata sudah tidak ada namanya di STA Kabupaten Bogor. Padahal, menurut dia, sudah dari dahulu jalan tersebut merupakan jalan milik Pemda Kabupaten Bogor bukan jalan milik desa.
“Kami sudah melaporkan terkait tidak adanya STA dan jalan rusak ini kepada pihak terkait UPT Jalan dan Jembatan Wilayah IV Cigudeg dan jawabannya katanya jalan ini sudah tidak masuk dalam STA Kabupaten Bogor, namun apabila mau mengajukan bantuan jawabannya bisa dibantu,” katanya.
Ucu menambah, bahwa sepengetahuan dia untuk untuk jalan menuju ke Desa Malasari namanya ruas Cisangku – Malasari. Namun sekarang ada perubahan dan berganti nama menjadi ruas Curugbitung – Nirmala BTS Sukabumi.
“Jadi yang ke jalur dari keramat banteng ke Desa Malasari sudah tidak terdaftar,” katanya.
Ucu berharap, jalan tersebut tetap menjadi Jalan milik Kabupaten Bogor karena jika jalan itu status nya menjadi jalan milik desa pihaknya merasa keberatan dengan keterbatasan anggaran ketika untuk melakukan perbaikan.
“Kalau jalan ini menjadi jalan desa kami tidak siap karena tanggung jawab desa saja masih berat untuk menanggung beban yang lain untuk membangun jalan – jalan desa yang jumlahnya masih banyak sekitar 70 kilometer,” katanya. (Fex)
Tags: Kecelakaan
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut