Ciawi, HRB – Berdasarkan data yang tercatat dari tiga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang bertugas melayani kesehatan masyarakat Kecamatan Ciawi tercatat masih relatif tinggi angka stunting pada anak. Hal tersebut dikatakan Moch Sobar Mansoer Sekretaris Kecamatan ( Sekcam) Ciawi, Rabu (19/10/2022).
Dalam upaya untuk penanganan stunting Sobar Mansoer menyatakan, Penanganan stunting harus dilakukan oleh multisektor kehadiran lini sektor sangat berarti dalam mengatasi stunting.
“Stunting pada anak bisa terlihat kurang lebih saat anak berusia 2 tahun, terjadi stunting pada anak disebabkan multi faktor, untuk antisipasi nya stunting bisa dicegah sejak mulai awal, remaja yang akan pernikahan, ” paparnya.
Menurutnya, pencegahan stunting harus dilakukan dari sebelum proses kehidupan. Karena itu, asupan gizi bagi remaja putri harus tercukupi, Begitu pun dengan ibu hamil harus rajin periksa kehamilan, konsumsi makan bergizi dan balita harus teratur datang ke posyandu. Untuk mengontrol perkembangan pertumbuhan anak.
“pemerintah desa diharapkan selalu hadir saat kegiatan yang dilaksanakan tim kesehatan di masyarakat.pemdes juga harus mensosialisasikan hal tersebut kepada warga, baik kegiatan formal maupun informal,” ungkapnya.
Data stunting di Kecamatan Ciawi relatif tinggi disebabkan ada dua data yang terinput, data dari puskesmas langsung masuk ke dinas kesehatan sedangkan, kata Dia, data lain masuk langsung ke Kemendes.
“Ideal nya ada komunikasi yang baik jangan sampai ada pelaporan ganda data,” tandanya.
Dalam rembuk stunting, lanjutnya, sempat berkali kali menegaskan kepada pemdes agar terus dilakukan validasi data. “Lakukan validasi yang sebenernya,” tegasnya.
Selain itu ia juga meminta dalam validasi data segalanya harus benar benar, salah satu nya kondisi ekonomi nya, sebab jika orang tuanya masuk kategori ekonomi tidak mampu, bagaimana dalam mencukupi kebutuhan gizi pada anaknya.
“Kami rasa ekonomi bisa jadi salah satu penyebab balita lambat tumbuh perkembanganya hingga tercatat masuk kategori stunting, ” Ucapnya.
Jika ada kedapatan hal tersebut, sambungnya, menjadi tugas semua lini baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri dalam membantunya.
“Banyak kasus stunting itu pada tinggi badan yang tidak sesuai di usianya, tapi kekurangan gizzi bukan satu satu nya penyebab, faktor genetik juga salah satu faktor,” Imbuhnya.
Sebelumnya, Dokter Ema Purnama Sari Kepala puskesmas BanjarSari Kecamatan Ciawi, mengenai stunting sempat menyatakan bahwa belum selesai melakukan validasi data, namun di wilayah tugas kerja nya data tersebut ada tercatat.
“Dari data sementara kami angka paling banyak di desa Banjarwangi dan Desa Teluk Pinang. Jadi tercatat ada 9 anak,’ tandasnya.(wan)
Tags: Stunting
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut