Kemacatan Jalur Puncak Masih Belum Tersolusikan, Dirjen Hubdar: Saya Minta Waktu Ketemu Bupati

Cisarua, rakyatbogor.net – Kemacetan yang terus terjadi dikawasan Wisata Puncak, Bogor terus menjadi sorotan karena semakin parah. Berbagai upaya telah di lakukan untuk mengatasi kemacetan di jalan raya puncak sepanjang 22 kilo mter tersebut.

Meningkatnya kemacetan di jalur puncak membuat Direktorat Jenderal PerHubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Irjen Pol Budi Setiyadi geram dengan kondisi kemacetan yang semakin parah tersebut.

Saking geramnya Dirjen Budi akan meminta waktu kepada Bupati Bogor untuk membahas dan mencari solusi terkait penanganan macet di Jalan Raya Puncak yang kian hari malah semakin parah.

Budi mengungkapkan, penyebab kemacetan di jalur puncak sebenarnya sudah bisa dideteksi dan bisa segera diatasi.

“Simpul kemacetan Puncak ini sebenarnya sudah diketahui semua. Ada tiga titik vital yang menyebabkan macet di Puncak tidak pernah selesai. Di antaranya, Simpang Gadog-Pasirmuncang, Simpang Pusdiklat Reskrim Megamendung, dan Pasar Cisarua,’’ kata Dirjen Budi.

”Tapi kok ini tidak pernah diselesaikan. Padahal, akar persoalan macet itu sudah jelas terlihat, tapi kenapa tidak bareng-bareng ditangani. Saya tadi ngomong ke sekda untuk minta waktu ketemu bupati,” tambah Budi kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Budi Juga menambahkan, dirinya sempat membicarakan persoalan macet Puncak kepada teman-teman di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) agar persoalan macet Puncak di-treatmennya.

Baca juga:  2.000 Anggota Pramuka Ikut Amankan Nataru di Kabupaten Bogor

”Di simpang Gadog misalkan mukanya alternatifnya diperlebar, atau solusi lebih tepat lagi membangun flyover atau underpas di titik-titik macet,” ungkapnya.

Namun selama ini, ia tidak melihat ada penyelesaian persoalan yang signifikan. Kepolisian Polres Bogor malah asyik dengan penerapan sistem satu arah.
”Padahal akar masalahnya dibenahi sistem satu arah itu produk lama yang sudah seharusnya diperbarui, Puncak satu arah itu zaman saya di lantas 1985 pertama kali ada TSI, artinya sudah usang,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Budi Setiyadi juga melihat setiap waktunya kawasan Puncak semakin semrawut.
”Ada kesemrawutan infrastruktur di Puncak yang terus terjadi. Sementara, di sekitar Pasar Cisarua harus ada penataan infrastruktur secara menyeluruh karena sudah sangat semrawut,” ucapnya.

Belum lagi banyak bangunan restoran baru dan bangunan lain di sepanjang Jalan Puncak yang tumbuh subur tapi tidak tertata dan malah banyak yang melanggar.

Pelebaran jalan sudah dilakukan, tapi sekarang susah dilanjutkan. Karena persoalan PKL belum bangunan yang melanggar, tapi ini dibiarkan pemda. Makanya saya minta waktu untuk diskusi,” tegasnya. (djm)

Tags: ,