Kemacetan di Bogor Barat Tak Pernah Berhenti

Cibungbulang, rakyatboor.net Bupati Bogor Ade Yasin telah mengeluarkan kebijakan baru untuk mengurai kemacetan di Bogor Barat. Yaitu melarang truk tambang beraktifitas disiang hari. Sejak kebijakan itu dikeluarkan. Sudah tidak terlihat lagi, truk tambang membawa muatan disiang hari. Melintas di jalan nasional.

Meski demikian, kemacatan arus lalulintas. Dari mulai Kecamatan Dramaga hingga Kecamatan Leuwiliang tetap tak berhenti. Disetiap titik persimpangan jalan nasional yang menghubungkan jalan kabupaten. Seperti di pertigaan jalan lingkar galuga, cemplang, cibatok, Cikampak, warung Borong, Cinangneng, Cihideung, kampus IPB hingga pertigaan jalan lingkar Dramaga. Dititik persimpangan jalan itu masih terlihat antrian kendaraan berjalan padat merayap. Ironisnya, jarang  sekali terlihat ada petugas lalulintas yang mengurai dan mengatur kemacetan.

Menyikapi persoalan tersebut,  mantan anggota DPRD Kabupaten Bogor Lulu Azhari Lucky mengatakan, banyak faktor yang membuat ruas jalan nasional di Bogor Barat kerap terjadi kemacetan. Bahkan, kebijakan Bupati Bogor yang telah mengatur  jam oprasi tambang, belum mampu mengurai kemacetan arus lalulintas.

Sebab, salahsatu persoalan yang mempengaruhi kemacetan. karena disetiap persimpangan jalan tidak ada rambu rambu lalulintas. Untuk menekan dan mengatur laju kendaraan.

“sampai saat ini  Pemerintah Kabupaten Bogor belum peka untuk membuat rambu rambu lalulintas,” kata Lulu Azhari Lucky.

Baca juga:  Kemacetan Bogor Barat Tidak Pernah Ada Solusi

Menurut Lulu, tidak hanya persoalan belum tersedianya rambu lalulintas. Namun kemacetan juga karena tidak tegasnya aparat kepolisian yang menindak para pengguna jalan yang melakukan pelanggaran. Bahkan, para petugas kepolisian maupun petugas DLLAJ, jarang sekali terlihat mengatur dan mengurai kemacetan disetiap titik persimpangan jalan yang kerap dipadati antrian kendaraan.

” Kalau saja aparat bisa bersikap tegas dan selalu ada di setiap titik kemacetan. Tentunya kemacetan di Bogor Barat bisa sedikit teratas. Karena ada petugas yang berjaga,” ucap Lulu.

Lulu menambahkan, ada faktor lain yang lebih signifikan selalu  terjadinya kemacetan di sepanjang ruas jalan di Bogor Barat. Yaitu Pemerintah Kabupaten Bogor lambat membut insfrastruktur jalan alternatif. Karena jalan nasioanal yang melintasi Bogor Barat, baru sebatas jalan peninggalan Belanda. Seharusnya, kata Lulu, jalan alternatif poros utara, dari mulai Galuga – Padati Mondok  Ciampea – Rancabungur – Kemang sudah terealisasi. Begitupun jalan alternatif poros selatan  dari mulai Tamansari – Tenjolaya- Pamijahan- Kracak  sudah nyambung dengan leuwiliang . Begitupun jalur alternatif   Ciantan – Sukabumi harus sudah selesai dibangun.

” Jadi, kalau jalur alternatif sudah terkoneksi, maka kemungkinan kemacetan di Bogor Barat, bisa segera diatasi. ( HN)