Kembangkan Budidaya Labu Madu, Pemdes Cileungsi Dorong Pengembangan KWT

Ciawi, HRB – Pemerintah Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor prioritaskan pengembangan kelompok tani (poktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) mjelalui program one village one product atau satu desa satu produk unggulan pada tahun 2023 mendatang.

Dalam hal ini, Desa Cileungsi menjadikan Labu Madu (Buternut Squash) sebagai produk unggulan desa dengan pola satu kelompok dibagi menjadi empat kegiatan.

“Labu Madu masih tergolong jenis tanaman baru di Indonesia, dan tergolong mudah dalam segi perawatannya. Meski kerap terserang hama, tapi di sisi hasil sangat menggiurkan.,” kata Baban Sobandi, Kades Cileungsi, Kamis (1/9/2022).

Lanjut dia, Labu Madu bisa berkembang dengan baik di daratan 15 meter di atas permukaan laut. Hanya saja jika baru tumbuh membutuhkan air yang banyak, dan cukup sinar matahari.

Ia menjelaskan, pemeliharaan tanaman dilakukan dengan pemupukan organik hingga hasilnya akan tumbuh subur dan berbuah maksimal. Selain mengandung nutrisi tinggi, antioksidan, beta karoten, vitamin A dan B komplek, Labu Madu juga cocok untuk dikonsumsi semua umur.

“Dan kandungan vitaminnya cocok untuk tubuh kita. Dan kenapa kita memilih jenis tanaman ini, karena beberapa alasan itu,” terangnya.

Kades pun menyebut biaya produksi meliputi bibit, pupuk, perawatan tiap hari, hingga biaya pekerja. Meski terbilang mahal, namun buah yang dihasilkan pada musim panen lumayan menggiurkan.

Baca juga:  Jelang Nataru, Kota Bogor Kembali PPKM Level 3

Tak hanya itu, sambungnya, untuk harga dan pemasaran Labu Madu juga sangat menjanjikan. Selain untuk pasar lokal dan dijual di supermarket, Labu Madu juga telah masuk pasar dunia, dan sebagian besar untuk pasar ekspor.

Di tempat yang sama, Entis Ketua Tim pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Cileungsi mengatakan, Labu Madu saat ini tengah dikembangkan oleh Pemdes Cileungsi dengan melibatkan KWT Kembang Cileungsi.

Ia pun menyebut, tujuan budi daya jenis buah tersebut untuk komoditi ekspor. Kerena kata dia, pangsa pasarnya masih luas di luar negeri.

“Saat ini budidaya tanaman Labu Madu masih terkendala dengan bibit. Karena hanya bisa didapat secara khusus, dan masih belum banyak diproduksi. Dan ini pun masih tahap percobaan, kalau memang berhasil maka akan menjadi tanaman yang bernilai ekonomi yang tinggi,” katanya.

Menurutnya, budi daya Labu Madu menjadi bagian dalam mendukung program pemerintah yaitu satu desa satu produk unggulan.

“Kalau berhasil tentunya akan menjadi produk unggulan desa Cileungsi,” pungkasnya.(wan)

 

Tags: