Keseleo Lidah Pejabat

Keseleo Lidah PejabatILUSTRASI: Keseleo Lidah Pejabat

SUMPAH Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan jadi polemik berkepanjangan. Permohonan maaf di hadapan para ulama sudah disampaikan politisi Partai Gerindra itu. Bahkan, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon pun turut bersuara membela kolega separtainya.

Fadli meyakini bahwa tidak ada maksud Plt Bupati Bogor Setiawan menghina Islam dengan pernyataan sumpahnya itu. Ia mengaku sudah bertemu Iwan Setiawan dan menanyakan langsung soal sumpah yang menyulut ketersinggungan tersebut.

Dari klarifikasi yang sudah dibacanya, Fadli menyebut Iwan sudah meminta maaf kepada umat Islam. Namun demikian, Iwan yang manusia biasa juga mengakui kekeliruannya dalam mengambil diksi saat menjawab pertanyaan wartawan terkait dugaan “jual beli” jabatan dalam proses mutasi pegawai Pemkab Bogor, beberapa waktu lalu itu.

Sumpah yang ditegaskan Plt Bupati Bogor, sudah diyakini tidak bermaksud merendahkan, apalagi menghinakan kitab suci Al-Quran. Ada kemungkinan ketika Iwan ditanya soal “jual beli” jabatan tersebut dakam kondisi bengong atau tidak berkonsentrasi.

Kondisi itu membuat Iwan “keseleo lidah” dengan berucap sumpah, yang sesungguhnya sangat tak perlu dinyatakan seorang pejabat tinggi sekelas kepala daerah.  Sebagai Plt Bupati, Iwan cukup menjawab “itu tidak benar” atau jawaban normatif lain, yang tak harus diperkuat sebuah sumpah.

Namun, soal “keseleo lidah” ini sesungguhnya memiliki penjelasan ilmiah, yang bisa mencerminkan kondisi psikologi alam bawah sadar Iwan saat ditanya wartawan. Walhasil, keluarlah pernyataan sumpah yang berujung polemik di masyarakat. Apalagi, tahun ini memasuki tahun politik, di mana Iwan sebagai petinggi partai dan namanya disebut-sebut bakal kembali maju di Pemilihan Bupati Bogor 2024.

Baca juga:  Biar Perolehan Suara Merajai, Rudy Susmanto Tetap Murah Senyum

 Terlepas dari irisan politik, dalam dunia psikologi, “keseleo lidah” ini memiliki istilah tersendiri, yaitu Freudian Slips atau Parapraxis. Apa itu? Parapraxis merupakan kesalahan berbicara yang diyakini bisa mengungkapkan hal sebenarnya yang ada dalam alam bawah sadar seseorang.

Penemu teori ini adalah Sigmund Freud dari Austria. Freud menjelaskan bahwa alam bawah sadar merupakan sebuah gudang penyimpanan bagi segala kenangan, pikiran, motif, dan keinginan yang tidak terungkapkan.

Biasanya, seseorang akan terus mencoba untuk menekan dan membatasi pemikiran tersebut. Hal inilah yang secara tidak sadar mulai mempengaruhi alam sadar seseorang, hingga ‘terdorong’ keluar secara tidak sengaja lewat mimpi atau kalimat spontan. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa “keseleo lidah” atau kesalahan berbicara terjadi.

Freud berpendapat bahwa keseleo lidah merupakan tanda yang menuntun pada kondisi psikologi yang mendalam pada diri seseorang. Ia juga mempercayai bahwa ketika seseorang kelepasan mengatakan sesuatu secara tak disengaja, hal itu bukanlah murni sebuah kebetulan, namun merupakan kondisi dimana sensor pikiran mengalami kerusakan dalam memproses informasi apa yang harus diungkapkan.

Saat menyatakan sumpahnya, Iwan mengakui sedang tidak fokus. Ia dalam kondisi capek dengan padatnya agenda kerja sebagai Plt Bupati. Harus dihargai upaya Iwan melakukan tabayun dan menyampaikan kekeliruannya. Allah Maha Pemaaf, jadi manusia sebagai ciptaan-Nya sudah selayaknya memaafkan kekhilafan Iwan Setiawan, yang hanya manusia biasa.

Tags: