Kondisi Huntara Cileuksa Memprihatinkan

Huntara SukajayaFoto: Kondisi memprihatinkan Huntara di Desa Cileuksa membuat warga resah. (Agus Komeng).HRB

Ribuan Warga Korban Bencana Alam Inginkan Huntap

HRB-Sukajaya – Ribuan kepala keluarga dari enam desa di Kecamatan Sukajaya, yang masih menempati hunian sementara (Huntara) akibat bencana alam tahun 2020, masih menunggu janji pemerintah untuk mendapatkan hunian tetap.

Pasalnya, kondisi huntara yang kini mereka tempati sangat memprihatinkan dan sudah tidak layak huni. Namun, hingga saat ini permintaan mereka untuk mendapatkan hunian tetap masih belum mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Bahkan, mereka pun sudah berulangkali meminta DPRD agar serius mendorong adanya hunian tetap. Seperti halnya di Desa Cileuksa, Kiarapandak, Harkat Jaya, Pasir Madang, Jaya Raharja, dan Cisarua, ada sekitar ribuan Kepala Keluarga (KK) korban bencana banjir longsor yang rumahnya hancur tertimbun longsor dan banjir bandang. saat ini menempati gubug hunian sementara (Huntara) dan menantikan pembangunan rumah hunian tetap (Huntap) agar segera direlokasi oleh Pemkab Bogor.

Ida (33) salah satu warga desa Cileuksa korban bencana mengeluhkan, saat menempati rumah hunian sementara (Huntara) dirinya dan anak–anak nya selalu was – was ketika hujan deras yang disertai angin kencang dan petir melanda diwilayah huntara.

“Saya dan anak–anak sering ketakutan saat petir menyambar tiada henti dan hujan deras mengguyur. Hujan angin yang disertai petir turun hampir terjadi setiap turun hujan, sehingga membuat anak – anak dan warga lainnya yang menempati huntara ini menjadi was-was, karna huntara ini atap nya dari baja ringan sehingga rawan sambaran petir,” keluhnya, Sabtu (20/8/21).

Hal yang sama juga diutarakan Mirna (40), ibu beranak dua ini sudah 18 bulan menempati gubug hunian sementara (Huntara).

Baca juga:  Problem Turun Temurun Tanpa Ada Ujung Kendali, Sudah Buruk Tata Ruangnya dan Macet Lagi

“Sebenarnya kami dan warga lainnya sudah jenuh tinggal ditempat pengungsian ini. Terkadang saat hujan deras turun disertai angin kencang membuat huntara yang kami tempati ini banyak yang bocor atapnya,” ucap Mirna.

Ia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor segera merealisasikan pembangunan relokasi rumah hunian tetap (Huntap) bagi para korban bencana longsor dan banjir pada awal tahun 2020 lalu.

“Kapan rumah relokasi hunian tetap akan segera dibangun oleh Pemerintah, kami bersama warga lainnya sangat mendambakan rumah yang layak, sehat dan nyaman untuk ditempati bersama keluarga,” pintanya.

Terpisah, Kepala Desa Cileuksa Ujang Ruhyadi membenarkan adanya keluhan warga korban bencana yang menempati Hunian sementara (Huntap). Warga penghuni huntara ini selalu dilanda kegelisahan dan ketakutan apabila hujan deras yang disertai angin kencang dan petir yang selalu menyambar atap rumah huntara yang terbuat dari baja ringan.

“Rumah huntara berukuran 3×6 ini seringkali atap nya disambar petir ketika hujan turun. Kebetulan atap nya dari baja ringan sehingga rawan sekali tersambar petir,” katanya.

Apih sapaan akrab Ujang Ruhyadi menjelaskan, tidak hanya atap baja ringan yang selalu disambar petir yang dapat mengancam keselamatan warga pengungsi huntara, namun kesehatan bagi anak–anak dan balita juga dapat terancam.

“Sangat tidak layak kalau terlalu lama menempati huntara, karna kondisi seperti ini dapat mengancam kesehatan bagi anak – anak dan balita,” tandasnya.