Kota Bogor, HRB – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana mempercepat pengembangan moda transportasi berupa trem. Hal ini dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi Senin (11/7/2022).
Namun begitu, rencana ini bukan tanpa halang rintang. Yang pertama adalah soal anggaran. sebab menurut Rudy, saat ini timnya harus berpikir keras mengenai skema pembiayaan, lantaran hal tersebut tidak mungkin mengandalkan APBD Kota Bogor.
Dengan kata lain Pemkot Bogor harus mengusulkan bantuan keuangan ke pemerintah pusat ataupun provinsi.
“Kebutuhannya (pembiayaan trem) sebesar Rp1,7 triliun. Sementara APBD Kota Bogor Rp2,5 sampai dengan 2,7 triliun saja,” ujarnya.
Ia menerangkan, dari studi kelayakan dilakukan Colas Rail, trem di Kota Bogor akan menempuh rute sepanjang 8 kilometer dengan sistem looping tol Jagorawi, terminal Baranangsiang, Jalan Otto Iskandardinata, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, Dewi Sartika, Sawo Jajar, Sudirman, Pajajaran dan kembali ke Baranangsiang.
“Itu koridor pertama, karena kita ingin integrasi masuk ke dua proyek strategis nasional, satu double track, sekarang ada FS (feasibility study) dari BPTJ (Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek) perpanjangan jalur kereta perkotaan antara Jakarta, Bogor sampai Lido Cigombong,” katanya.
“Nah, sekarang saja sudah 600 ribu penumpang harian di stasiun Bogor, kalau nanti double track Bogor-Sukabumi jadi dan optimalisasi 8 trip ditambah perpanjangan jalur perkotaan sampai dengan Lido maka proyeksi kebangkitan perjalanan makin besar,” tambah Rudy.
“Jadi kalau itu ditindaklanjuti oleh pusat sampai dengan Baranangsiang maka bangkitan perjalanan akan kuat, maka ada konektivitas yang dihantarkan oleh trem antara LRT Baranangsiang sampai dengan Stasiun Bogor, kemudian looping di jalur tengah kota, itu tahap pertamanya,” jelasnya.
Berkaitan dengan regulasi, Rudy menjelaskan perda RTRW sebagai payung hukum utamanya telah selesai. Saat ini Perda Transportasi on going proses di DPRD dengan harapan bisa dibahas dan rampung di Agustus 2022.
“Kemudian ada hal terkait dengan pusat, sekarang ada review RITJ yang nanti kita masukkan trem sebagai bagian usulan Bogor,” katanya.
Selanjutnya, kata Rudy untuk teknis meliputi perizinan penetapan trase trem. Untuk itu, pihaknya memiliki target realistis trem sudah bisa beroperasi pada 2025 mendatang.
“Target operasional harus lewat di tahun 2024, tapi semua ikhtiarnya kita upayakan agar legasi administratif, perencanaan bisa selesai di tahun 2023 dan 2024. Nantinya ada 17 stasiun dan trem-nya baru,” pungkasnya. (fuz/*)
Tags: Kota Bogor, trem
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut