Lahan Diklaim Perhutani, Pemilik Tutup Akses Masuk

Perhutani Babakan MadangAkses jalan di kaki Bukit Leutik Kampung Wangun Cileungsi, Desa Karang Tengah-Kecamatan Babakan Madang.(foto: cky/net)

BABAKAN MADANG, HRB – Klaim dari Perhutani atas lahan di kaki Bukit Leutik Kampung Wangun Cileungsi, Desa Karang Tengah-Kecamatan Babakan Madang, berbuntut penutupan sementara akses masuk lahan yang di dalamnya terdapat wahana wisata alam yang dikelola Perhutani bersama masyarakat tersebut.

Warga yang juga mengklaim sebagai pemilik lahan, Tjutju Supriawan, mengatakan dirinya merasa keberatan atas klaim sepihak dari Perhutani. “Saya sudah beli lahan dari sejak pertengahan 2015 dan akta notaris pada 2020 dengan luas lahan sekitar 20 ribu meter. Saat ini sedang proses mengurus sertifikat,” jelasnya kepada wartawan, di area Bukit Leutik, Minggu (29/5/2022).

Namun, lanjut Tjutju, kemudian datang klaim dari pihak Perhutani bahwa lahan yang sudah dibelinya tersebut adalah bagian lahan Perhutani. Sedangkan menurut riwayat peta desa yang ada bahwa awal muasalnya lahan tersebut merupakan lahan masyarakat yang diserahkan dari PT Salak Gede kepada Perhutani.

“Awalnya tanah masyarakat yang diserahkan dari PT Salak Gede ke Perhutani, bagian dari penambahan tukar guling lahan,” katanya seraya menegaskan dirinya merasa keberatan dengan adanya klaim secara sepihak dari Perhutani tersebut.

“Kami sebagai pemilik sah tanah tersebut merasa keberatan atas klaim tersebut, dan kami akan meminta kepastian hukum untuk kami ajukan gugatannya nanti secara perdata terkait tuntutan pengembalian kembali tanah tersebut kepada masyarakat,” tambahnya.

Baca juga:  Diterjang Bencana, Jalan Penghubung Jabar-Banten Rusak

Tjutju Supriawan juga meminta kepada pihak Perhutani untuk memperhatikan hak dari pengelolaan wisata alam karena lahan miliknya digunakan untuk wahana wisata alam tersebut yang mengutip uang restribusi.

“Karena wahana wisatanya ada di lahan saya, maka saya minta hak dan bagian dari pengelolaan dalam bentuk kerjasama, itu pun kalau ada dan kalau tidak ya kita sama-sama saja, saya tutup sementara akses masuk ke lahan saya untuk sementara sampai permasalahan ini selesai,” tegasnya.

Sementara, Budiyanto, perwakilan dari pengelolaan wisata alam Leuwihejo mengatakan masyarakat yang bekerja di wahana wisata alam Leuwihejo sebanyak 74 orang, apabila akses masuk ke area kaki Bukit Leutik ditutup sementara akan berdampak berkurangnya pendapatan.

“Saya mewakili pekerja di Leuwihejo berharap akses menuju wahana di kaki bukit leutik tidak ditutup meskipun hanya sementara karena secara tidak langsung akan berkurang pendapatan pengelolaannya,” harap Budiyanto di dampingi Utun dan Odon.

Saat dihubungi, (29/5) sore, Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Ahmad Rusliadi, mengatakan dirinya akan melakukan pengecekan laporan dari pegawai yang bertugas di lapangan terlebih dahulu. “Saya akan cek laporannya dari pegawai di lapangan lebih lanjut,” tutupnya. (Cky/**)

Editor: Muzakkir

Tags: , , , ,