Luhut Puji Ganjil Genap di Kawasan Puncak Bogor

Puncak Bogor– Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memuji Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang menerapkan rekayasa lalu lintas ganjil genap pada akhir pekan di Jalur Puncak.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan di Kabupaten Bogor, yakni penerapan pembatasan mobilitas dengan sistem ganjil genap untuk kendaraan yang akan masuk ke Puncak,” ujar luhut saat rakor evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara virtual, Selasa malam. Menurutnya, upaya pembatasan mobilitas warga itu berkontribusi dalam mengendalikan euforia masyarakat seiring penurunan level penerapan PPKM.
“Hal ini bisa mengendalikan pergerakan masyarakat yang terus meningkat seiring turunnya level PPKM. Kami juga akan terus memonitor perkembangan harian di Jawa dan Bali,” kata Luhut.
Sementara, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan,

uji coba ganjil genap diberlakukan selama dua kali akhir pekan sejak 3 September 2021. Ada tujuh titik pemeriksaan ganjil genap di Jalur Puncak Bogor, yaitu Pintu Tol Ciawi, Simpang Gadog, Rainbow Hills, pos penutupan arus Cibanon, pos penutupan arus Bendungan, dan dua lokasi di kawasan Sentul.
Meski begitu, Ade Yasin  mengakui kebijakan ganjil genap yang diberlakukan di kawasan Puncak Bogor, tidak secara langsung menurunkan volume kendaraan.
Tiga hari dilakukan uji coba ganjil genap, Ade Yasin masih melihat kemacetan dan kepadatan kendaraan yang mengarah ke kawasan Puncak Bogor.
“Saya kira penurunannya belum signifikan, makanya harus dikaji ulang bagaimana penanganan Puncak ini supaya bisa lancar jalannya,” kata Ade Yasin saat mengikuti rapat dengan Kemenhub RI.
Menurut Ade Yasin, masih banyak jalan tikus atau jalan kecil yang bisa diakses wisatawan untuk menghindari ganjil genap di kawasan Puncak Bogor.
“Kita akan melihat situasi uji coba dua minggu, sehingga kami belum bisa memutuskan apakah akan diperpanjang. Nanti keputusannya ada di kementerian,” kata Ade Yasin. (dkw)

Baca juga:  Pengelolaan Ketahan Pangan Jangan Sampai Jadi Bancakan!