Kota Bogor, rakyatbogor.net – Offside acapkali menjadi dua mata sisi. Satu sisi menolong tim A, sisi lainnya menggagalkan kesempatan tim B untuk mendapatkan gol.
Istilah offside paling sering tersematkan kepada pemain penyerang yang berada pada posisi lebih dekat ke gawang lawan daripada pemain bertahan lawan sebelum bola diumpan oleh rekan satu tim-nya.
Biasanya, offside merupakan suatu keadaan di mana posisi pemain sepak bola berada di area lawan ketika bola sedang dioperkan menuju dirinya, sedangkan tidak ada pemain lawan setelahnya selain penjaga gawang.
Hukuman yang diberikan pemain bola yang berdiri offside yaitu tendangan bebas atau free kick. Meski demikian, offside tidak termasuk teknik dengan bola pola penyerangan dalam sepak bola.
Terlepas dari hal tersebut, istilah offside memiliki sejarah cukup panjang dan mengalami beberapa perubahan.
Suatu keadaan dimana posisi pemain sepak bola berada di area lawan ketika bola sedang menuju dirinya, sedangkan tidak ada pemain lawan setelahnya selain kiper dinamakan offside.
Asal-usul offside awalnya merupakan istilah dalam militer, yaitu “off the strength of your side” yang berarti pemain dibebastugaskan alias terlepas dari permainan.
Dikutip dari situs resmi FIFA, pada awalnya, offside dalam sepak bola mengacu pada olahraga rugby.
Konsepnya sama, melarang seorang pemain hanya diam menunggu umpan di depan gawang musuh.
Dalam sejarahnya tercatat offside sempat mengalami beberapa perubahan dikarenakan kurang jelasnya aturan itu sendiri.
Pada akhir 1863, aturan offside pertama kali disesuaikan dalam permainan sepak bola. Seorang pemain akan dianggap offside jika ada tiga pemain (termasuk penjaga gawang) lawan di depannya.
Kemudian pada tahun 1925, aturan offside mengalami perubahan atau direvisi. Pada saat itu, pemain akan dianggap offside jika ada dua pemain belakang lawan (termasuk kiper) yang berdiri di depannya.
Pada 1990, aturan offside kembali direvisi oleh FIFA dan badan kepengurusan yang menentukan aturan permainan sepak bola (IFAB).
Offside akan berlaku bagi pemain yang di hadapannya hanya ada satu pemain (biasanya kiper, tetapi bisa juga pemain lain).
Adapun, pada tahun 1995, setelah bongkar pasang perihal aturan offside, FIFA dan IFAB memutuskan untuk merevisi.
Revisi itu membuat aturan jadi lebih longgar, karena pemain bebas dari offside jika tidak terlibat dalam permainan.
Berikut aturan offside dalam sepak bola yang telah ditetapkan dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB):
Pemain dalam posisi offside apabila: Seorang pemain penyerang yang berada lebih dekat dengan garis gawang daripada bola dan dua pemain lawan terakhir.
Pemain tidak dalam posisi offside apabila: Pemain berada pada daerah sendiri. Pemain sejajar dengan pemain kedua terakhir lawan. Pemain sejajar dengan dua pemain terakhir lawan. Posisi pemain yang dihitung adalah seluruh anggota badan kecuali tangan. Aha
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut