Megamendung, rakyatbogor.net – Daerah Aliran Sungai (DAS) dan saluran irigasi di dua wilayah kecamatan yakni Kecamatan Cisarua dan Megamendung banyak yang beralih fungsi. Lantaran di dua kawasan tersebut kini marak berdiri bangunan di atas aliran sungai.
Umumnya bangunan liar (bangli) tersebut dijadikan tempat usaha seperti hotel, villa, hingga lapak PKL. Menurut informasi yang berkembang, bangli tersebut diduga disewakan oknum terkait kepada para pedagang.
Seperti di Kecamatan Megamendung, terdapat salah satu saluran irigasi yang di atasnya terdapat sekitar 10 bangunan kios PKL.
Informasi dari sejumlah sumber menyebutkan, para pedagang yang berjualan dikawasan tersebut, menyewa kios-kios tersebut dengan harga sekitar 400 ribu perbulan kepada salah seorang yang disebut-sebut sebagai penguasa wilayah.
“Sudah saatnya instansi terkait mulai melakukan langkah tegas. Karena, jika itu dibiarkan jumlah bangli di kawasan DAS, dan saluran irigasi akan semakin menjamur, ” ungkap Heri, warga Megamendung.
Ia pun khawatir dengan banyaknya bangli di saluran irigasi,dan daerah aliran sungai akan menjadi pemicu bencana banjir di wilayah mereka.
“Saat hujan deras biasanya terjadi luapan air, dan debit air pun seringkali meningkat dari biasanya saat hujan deras turun. Belum lagi sampah dari sungai yang seringkali menyumbat aliran air hingga tumpah ke badan jalan.
” Dampak lainnya dari luapan air dan banjir ya ruas jalan sering rusak. Makanya pihak terkait harus lebih intens melakukan monitoring,” tandas Heri.
Tak hanya itu, ia pun meminta pihak berwenang memberikan sanksi kepada para pelanggar aturan. Dan kata dia, mendirikan bangunan di atas aliran sungai merupakan bentuk pelanggaran aturan yang harus ditindak tegas.
“Saya rasa ini akibat dari lemahnya pengawasan pihak terkait dan lambannya kinerja mereka. Seharusnya sebelum jumlah bangli bertambah mereka kroscek ke lapangan. Tegur dan berikan sanksi tegas, siapapun itu, aturan harus ditegakan,”
cetus Firman, warga lainnya.
Terlebih kata dia, bencana banjir kerap terjadi di kawasan Megamendung dan Puncak akibat luapan sungai. Dan setiap kali hujan deras mengguyur kawasan itu menyisakan kekhawatiran bagi warga sekitar.
“Kali yang berada di tengah pemukiman Cisarua jika hujan besar selalu membanjiri rumah kami. Untuk ini, supaya rumah tidak tergenang air, teras rumah kami harus ditinggikan lagi,” ujar Yuli warga Cisarua. (dang)
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat
-
Berto Tumpal Harianja : Kejanggalan Putusan PN Cibinong Harus Diusut