Parung, rakyatbogor.net – Sudah memasuki hari ke-10 tahun 2022, Senin 10 Januari 2022, harga minyak goreng kemasan yang dijual di pasar tradisional Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor masih mahal. Harga minyak goreng biasanya Rp10 ribu-Rp 11 ribu per liter, masih bertahan tinggi Rp 21 ribu–Rp22 ribu per liter.
Berdasarkan pemantauan di Pasar Parung, pedagang bahan kebutuhan dapur belum menurunkan harga jual minyak goreng kemasan berbagai merek. Menurut pedagang, harga tersebut memang sudah tinggi dari agen, sehingga pengecer menjual dengan harga penyesuaian.
Pedagang merasakan tingginya harga minyak goreng sejak akhir November 2021 hingga menjelang tahun baru 2022, selalu dikeluhkan pelanggan, konsumennya terutama pembeli ibu-ibu rumah tangga.
“Mereka mengeluhkan harga minyak goreng tidak wajar naiknya dua kali lipat,” kata Darmawan (44 ). pedagang kebutuhan dapur di Pasar Parung, Senin (10/01/2022).
Ia mengatakan, saat ini sudah jarang minyak goreng curah yang dijual di pasar. Semua pembeli baik ibu rumah tangga maupun pedagang makanan merasakan berat untuk membeli minyak goreng kemasan dalam jumlah banyak.
Sementara pedagang di Pasar Ciseeng Kecamatan Ciseeng masih menjual minyak goreng kemasan berkisar Rp 38 ribu sampai Rp 43 ribu per liter tergantung jenis dan merek kemasannya. Tingginya harga minyak goreng kemasan tersebut, masih bertahan karena memang pasokan dari agen masih tinggi harganya.
“Kalau kami pedagang ini mengikuti saja harga dari agen atau distributor. Kalau mereka naik, terpaksa kami juga menaikkan harga ecerannya,” kata Susanto (49) pedagang di Pasar Ciseeng.
Dampak dari mahalnya harga minyak goreng, dia mengaku terjadi penurunan omset penjualan minyak goreng. Pembeli biasanya membeli dengan jumlah banyak untuk menyetok terutama pembeli pedagang makanan, restoran, atau katering, sekarang hanya jumlah kecil.
Menurut Lia (54), ibu rumah tangga di Desa Ciseeng, kenaikan harga minyak goreng kemasan dirasakan hanya terjadi pada libur Natal dan Tahun Baru 2022, ternyata terus berlanjut sampai tahun 2022.
“Seharusnya pemerintah respon kalau minyak goreng itu kebutuhan vital rumah tangga dan pedagang makanan,” ujar ibu dua anak tersebut.
Biasanya, ia membeli minyak goreng kemasan untuk stok satu bulan tiga sampai empat liter. Sejak harga bertahan mahal dua bulan terakhir, ia menyetok minyak goreng hanya dua liter saja.
Sedangkan pedagang gorengan juga sudah sejak akhir Desember 2021, terpaksa menaikkan harga jual eceran gorengan dari Rp1.000 menjadi paketan Rp 5.000 empat buah gorengan.
Menurut Samijo (55) penjual gorengan di Jalan Raya H Mawi, kenaikan harga gorengan tidak dapat dihindari karena tidak balik modal dengan harga minyak goreng yang mahal. Yon
-
Pengumuman PSU DPKPP
-
Merasa Telah Tempuh Perizinan, Pemilik Resto Puncak Asri Merasa Diperlakukan Tidak Adil Oleh Pemkab Bogor
-
PWI Kabupaten Bogor Laksanakan Upacara HUT RI ke-79
-
PWI Kota Bogor Sehatkan Wartawan Lewat Program Jumat Sehat