Pasar Ciampea Diserbu Monyet

Ciampea, rakyatbogor.net – Puluhan binatang mamalia jenis monyet turun ke wilayah pemukiman dan area Pasar Ciampea. Binatang tersebut diduga kuat berasal dari kawasan perbukitan Gunung Kapur, yang berada tidak jauh dari lokasi pasar dan pemukiman warga, tepatnya di Desa Cibanteng, Kecamtan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Fenomena kawanan monyet yang turun ke bawah ini diduga kuat akibat kelaparan dan kehausan di habitat aslinya, apalagi saat ini memang musim kemarau. Menurut keterangan warga sekitar, hal ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu.

“Kalau ganggu tidak, hanya monyet tersebut kerap memakan buah dan sayuran milik pedagang pasar,” kata Fahmi (27) warga Ciampea.

Lebih lanjut kata Fahmi, keberadaan binatang tersebut memang sudah menjadi fenomena setiap minggunya. Karena, stok makanan di gunung sudah habis. “Paling atap rumah warga dan kabel rusak, sementara ini belum ada informasi ada warga yang digigit,” jelasnya.

Fahmi menuturkan, perlu adanya pemeliharaan kawasan gunung kapur supaya keberadaan monyet bisa lebih nyaman dan tak sering turun ke pemukiman warga. “Posisi rumah warga dan pasar sangat dekat dengan gunung kapur, makanya kalau monyet turun pasti mengarah ke pasar karena mungkin banyak stok makanan,” kata Fahmi.

Baca juga:  Apa Kabar Geopark Pongkor, Jaro Peloy: Jangan Sampai Menjadi Kota Mati

Senada dengan Fahmi, Nanih (40) salah satu pedagang di Pasar Ciampea Baru juga membenarkan, monyet ini berasal dari Gunung Kapur Ciampea dan sudah terjadi sejak musim kemarau. “Kejadian ini juga sering terjadi setiap mengalami cuaca kemarau. Monyet itu, biasanya turun saat sore sekitar pukul 17:00 WIB. Kadang siang sekitar pukul 12:00 WIB,” ungkap Nanih.

Sementara  Agus (20) warga sekitar mengatakan, monyet yang berasal dari Gunung Kapur Ciampe itu biasanya turun secara bergerombol. Sehingga jumlahnya pun bisa mencapai puluhan ekor.

Dia menambahkan, kehadiran kawanan binatang monyet itu tentu meresahkan masyarakat karena dikhawatirkan bisa membahayakan. “Monyet-monyet yang turun ke kampung dan pasar biasanya muncul secara bergerombol. Ukurannya beragam dari yang sedang bahkan ada juga yang cukup besar,” pungkas Agus. (HN)