Pedagang Tahu Tempe Mogok Tiga Hari, Tahu Tempe Susah Dicari

Parung, rakyatbogor.net – Sejumlah pengusaha tahu tempe dibeberapa wilayah seperti di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor melakukan aksi mogok produksi, sejak Senin (21/2/2022). Aksi mogok tersebut rencananya digelar tiga hari, mulai Senin hingga Rabu (21-23/2/2022).

Salah satu pengu­saha tahu tempe di Desa Iwul Kecamatan Parunh, Maman (60), mengungkapkan, aksi ini bukan untuk men­cari masalah, melainkan mencari solusi agar harga kedelai kembali turun dan normal.

“Iya kita mulai dari hari Senin. Bu­kan mau cari masalah ya. Tapi, kita mencari solusi dengan aksi ini. Biar pemerin­tah melek dan konsumen pun sama bahwa harga kedelai sedang tinggi,” katanya.

Maman menjelaskan, so­lusi dari pemerintah sudah sangat ditunggu. Sebab, ke­naikan harga kedelai sudah berangsur terjadi sejak awal tahun.

“Kita ini wong cilik. Kalau terus-terusan naik, kita mau makan di mana. Katanya pe­merintah membela wong cilik. Tapi kenyataannya mana yang dibela,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, pi­haknya juga meminta pemerin­tah mampu menciptakan lapangan pertanian kedelai. Sebab, mengandalkan impor bukan lah solusi.

“Buat apa banyak orang pin­tar mengenai pertanian, kalau belum bisa mengembangkan kedelai. Saya rasa pemerintah harus membuat sektor per­tanian kedelai dengan nyata,” ujarnya.

Sekadar diketahui, harga kedelai saat ini mencapai Rp12.000 per kilogram dari semula hanya berkisar di angka Rp8.000 per kilogram. Imbasnya, harga tahu dan tempe melonjak dua kali lipat.

Sementara itu salah satu pembeli di Pasar Parung Rosmiati, angkat suara terkait aksi mogok produksi yang dilakukan se­jumlah pengusaha tahu tem­pe.

Baca juga:  Diduga Tidak Memiliki IMB, Pabrik Garmen Di Cibungbulang Bebas Beroperasi  

Dirinya mendengar aksi yang bakal berlangsung tiga hari sejak Senin hingga Rabu (21-23/2) itu diklaim pengusaha sebagai aksi pro­tes imbas harga kedelai yang semakin tinggi saat ini.

Menurutnya, para konsumen sudah mendapat informasi dari pedagang, keluhan di mana tingginya harga bahan baku tahu tempe itu terjadi karena dua hal. Per­tama, terjadi persoalan ka­rena sistem distribusi antar­negara terkait kontainer dan pelabuhan. Kedua, terjadi perubahan masa tanam di Amerika Serikat, sehingga mengakibatkan mundurnya masa panen.

“(Jadi) Pada prinsipnya hal ini tidak bisa dikendalikan langsung oleh kita, karena ini semua semata-mata keter­gantungan kita kepada pihak importir,” kata Ros sapaan akrabnya yang juga Guru SMA Negeri di Depok.

“Ke depan, kita berharap kedelai lokal ini bisa dibudi­dayakan dan ditumbuh­kembangkan di Indonesia secara lebih luas, sehingga hal seperti ini tak terjadi lagi,” tukasnya.

Pengrajin tempe dan para pedagang pasar di Parungpanjang Kabupaten Bogor, akan ikut melakukan aksi mogok berjualan secara serentak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Para pedagang tahu tempe mengatakan, telah menjual tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil daripada biasanya pada pekan ini.

Langkah ini menurutnya, diambil untuk mengimbangi kenaikan harga kedelai di tingkat produsen yang ikut terkerek akibat gejolak harga internasional. yon