Pemkab Bogor Jangan Abai, Warga Harapkan Solusi Masalah Transportasi di Sukamakmur

Sukamakmur, rakyatbogor.net – Masyarakat di Kecamatan Sukamakmur kembali menyuarakan keresahan dan harapannya kepada Pemkab Bogor, akan adanya angkutan umum di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dengan Cianjur tersebut.

Selama ini, masyarakat setempat mengandalkan kendaraan pickup atau bak terbuka sebagai kendaraan angkutan sehari-hari. Kendati sangat membahayakan, namun bagi warga menaiki kendaraan jenis ini sudah jadi barang biasa.

Bagi warga, kendaraan bak terbuka ini dirasakan lebih leluasa, ketika membawa barang belanjaan. “Sudah biasa pak. Kita naik mobil bak terbuka ini untuk belanja ke pasar,” kata Nyimas (40) warga Sukamakmur sepulang belanja dari Pasar Citeureup, saat ditemui Rakyat Bogor, baru-baru ini.

Menurutnya, untuk menggunakan kendaraan bak terbuka tersebut saat berbelanja, Imas mengaku harus mengeluarkan uang sekitar 50 hingga 100 ribu Rupiah yang terhitung ongkos barang belanjaan dengan ongkos dirinya.

“Kalau naik angkot kan gak ada. Ada juga dari Citeureup cuma sampai Desa Tajur perbatasan. Jadi yang ke Sukamakmur itu gak ada angkot, makanya warga disini menumpang mobil bak terbuka,” tuturnya.

Hal Serupa, Usep (45) Warga Desa Cibadak yang berbatasan dengan wilayah Sukamakmur dengan Kecamatan Jonggol itu, masih mengandalkan Pikap sebagai alternatif saat bepergian baik bersama sanak-saudaranya, maupun bersama tetangga.

Baca juga:  Fresh Beton Sudah Dapat Sanksi, Satpol PP Sesalkan Bos Villa Opung Mangkir dari Penindakan

“Kami kalau ada perlu kegiatan pengajian di daerah Jonggol, masih pakai mobil bak terbuka. Ini karena tidak adanya kendaraan angkot yang sampai ke wilayah Sukamakmur. Terus terang kami berharap perhatian Pemkab Bogor atas masalah transportasi ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Staf UPT II Dinas Perhubungan (Dishub), Yono menjelaskan dari data pihak Dishub Kabupaten Bogor,  rute angkutan umum sudah ada sejak 2013 lalu. Seperti rute Jonggol-Dayeuh-Kebun Nanas dengan trayek angkot (41) jarak tempuh 29 kilo meter.

“Sebelumnya pernah dilakukan pihak pengusaha angkot sesuai pengajuan dari Organda. Namun dikarenakan minimnya pemasukan dan jumlah penumpang yang tidak seimbang, semua berbanding terbalik dengan kondisi jarak tempuh yang mencapai puluhan kilo meter itu. Dan saat ini angkutan tersebut hanya mencapai perbatasan saja,” jelasnya.

Sekedar informasi, rute angkutan umum trayek Citeureup-Sukamakmur sebelumnya bertitik di pangkalan pasar Sukamakmur, begitupun dengan trayek Jonggol-Sukamakmur. Kondisi ini, diakui karena pengusaha angkutan umum yang tidak mampu menuju rute tersebut, dikarenakan pemasukan yang tidak seimbang dengan kondisi jarak tempuh. (Asb)

Tags: ,